Besok, Pekan Budaya Tana Luwu di Palopo Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

6961
Gladi kirab pekan budaya Tana Luwu. (Foto : Haswan Hasanuddin)
ADVERTISEMENT

PALOPO — Pekan budaya Tana Luwu (PBTN) bakal digelar di Kota Palopo. Kegiatan itu untuk menyambut Hari Perlawanan Rakyat Luwu yang jatuh pada 23 Januari tiap tahunnya.

Pekam Budaya Tana Luwu dimulai dari malekke wae atau pengambilan air untuk ritual mappacekke wanua. Malekke Wae dilakukan Rabu, 12 Januari 2022 di Bua, Kabupaten Luwu. Malekke wae masuk dalam rangkaian upacara mappacekke wanua.

ADVERTISEMENT

Setelah itu, Sabtu, 15 Januari 2022, dilakukan mattemu lahoja. Kegiatan ini dilaksanakan di Salassae. Dalam kegiatan tersebut, bakal dilakukan pengajian dan doa untuk melancarkan seluruh rangkaian kegiatan Pekan Budaya Luwu.

Pembukaan PBTN sendiri dilaksanakan, Senin 17 Januari 2022. Pembukaan dimulai dari pukul 08.00 hingga 11 Wita. Dalam prosesi pembukaan itu bakal dilakukan pengibaran bendera Kedatuan, pemukulan gendang dan menerima penghormatan peserta kirab.

ADVERTISEMENT

Kirab budaya sendiri dilakukan pukul 09.00 hingga 12.00 Wita. Mereka start di Lapangan Pancasila hingga di Kedatuan Luwu. Beragam kebudayaan bakal dipamerkan di kegiatan itu.

Selain itu, ada juga street performance dari Kabupaten Luwu Utara. Kegiatan ini menampilkan pertunjukan seniman di Luwu Utara.

Dalam PBTN ada juga pameran benda pusaka, pameran lukisan dan fotografi, serta pasar rakyat. Tak hanya itu, ada juga mattompang arajang atau ritual pencucian benda pusaka.

Ritual itu dilakukan malam hari. Ada pula massureq I Lagaligo atau membaca sureq lagaligo dan maluli arajang atau mengarak benda pusaka.

Pada, Selasa 18 Januari 2022, hari kedua PBTN bakal dilanjutkan dengan street performance dari Kabupaten Luwu dan Luwu Timur atau pertunjukan seniman jalanan Luwu dan Luwu Timur.

Setelahnya, dilakukan live painting atau melukis dengan latar kawasan Lalebbata. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan lomba baca puisi, sajak, dan cerita berbahasa daerah.

PBTN hari kedua ditutup dengan pentas seni. Pentas seni ini bakal ditampilkan perwakilan dari Kota Palopo dan Kabupaten Luwu Timur.

Rabu, 19 Januari 2022, PBTN dibuka dengan Maccera Ana Lolo atau upacara adat aqiqah. Kegiatan itu dilakukan di Langkanae. Setelah itu, dilanjutkan dengan lomba baca puisi, sajak, dan cerita berbahasa daerah dan live painting.

PTBN hari ketiga ditutup dengan Tana Luwu folksong competition atau final lomba folksong se-Tana Luwu.

Kamis, 20 Januari 2022, kegiatan dimulai dengan Lalebbata fashion carnaval atau karnaval parade busana. Setelah itu, dilanjutkan dengan lomba baca puisi, sajak, dan cerita berbahasa daerah.

Ada juga pengajian yang bakal dibawakan majelis taklim, kemudian dilanjutkan dengan zikir bersama. Pentas seni dan festival wasidah rebana menutup rangkaian PTBN hari keempat.

Keesokan harinya, atau Jumat 21 Januari 2022, kegiatan dimulai dengan ziara ke makam raja-raja Luwu di Lokkoe. Usai itu, bakal dilakukan penanaman pohon di sekitar Lalebbata.

Kegiatan itu kemudian dilanjutkan dengan tudang sipulung. Pukul 20.00 Wita, bakal dilakukan resepsi agung peringatan hari jadi Luwu yang dilaksanakan di Salassae.

Rangkaian kegiatan PBTN hari kelima ditutup dengan Mattoana atau jamuan makan adat dan pagelaran tari pajaga dan sajo atau pertunjukan untuk tamu.

Sabtu, 22 Januari dibuka dengan parade rakki. Setelahnya, bakal dilakukan madu’i kapurung secara massal atau parade membuat kapurung. Ada juga festival permainana tradisional, manre sappera atau makan bersama, beppa riolo atau menikmati kue tradisional.

Rangkaian kegiatan hari itu ditutup dengan pentas musik tradisional dan kontemporer, serta drama pertempuran 23 Januari.

Minggu 23 Janurai 2022, atau hari terakhir PBTN dibuka dengan peringatan hari perlawanan rakyat Luwu. Kemudian dilanjutkan kontes kicau burung.

PBTN ditutup dengan mangeppi, membagi air kepada perwakilan anak suku dan penurunan bendera kedatuan.

Ketua panitia, Agus Riyanto mengatakan Pekan Budaya Tana Luwu, bertujuan untuk melestarikan marwah kedatuan Luwu termasuk potensi dan budaya yang harus diperhatikan Wija To Luwu.

“Kita tidak ingin kedatuan Luwu hanya sekedar sejarah sebagaimana yang dialami beberapa kerjaan di Nusantara. Untuk itu, kegiatan seperti ini harus dimaksimalkan agar Kedatuan Luwu tetap eksis,” katanya.

“Sementara Kedatuan Luwu masih ada, kita sebagai Wija To Luwu jangan mengabaikan mari kita lestarikan,” tambahnya.

Selain itu dia juga menyebut kegiatan itu juga bertujuan untuk mendorong kembali gairah ekonomi masyarakat Palopo termasuk Luwu Raya.

“Karena kemarin kondisi Covid-19 dimana ekonomi mengalami drop sehingga kita rangsang kembali,” ujarnya. (hwn/liq)

ADVERTISEMENT