Keberlanjutan Dalam Pembangunan Daerah Diusia 50 Tahun PT Vale Indonesia

315
PT Vale Indonesia Tbk menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) yang telah diteken pada Mei 2021 bersama Pemkab Luwu Timur (Lutim), terkait rencana kerjasama pengembangan dan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau atau RTH/ foto: PT Vale Indonesia
ADVERTISEMENT

KORANSERUYA.COM – Lebih dari 50 tahun beroperasi di Indonesia khususnya di Kabupaten Luwu Timur. PT Vale Indonesia Tbk, Terus berusaha memberikan manfaat positif kepada masyarakat atas kehadirannya selama ini. Contoh kecilnya seperti berkolaborasi dengan pemerintah daerah kabupaten Luwu Timur dalam membangun fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Ini merupakan salah satu pilar strategis dari PT Vale Indonesia dalam hal menyertakan keberlanjutan sebagai bagian yang tak terpisahkan bisnisnya dengan membangun ekonomi, sosial lingkungan, dan dampak mitigasi operasi.

ADVERTISEMENT

Melihat dari langkah strategis PT Vale Indonesia kepada daerah menjadi salah satu upaya dalam membangun hubungan yang kuat dengan para pemangku kepentingan dalam hal berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, serta pembangunan berkelanjutan.

Selain menjalankan roda bisnis pertambangannya di Indonesia khususnya wilayah Kabupaten Luwu Timur, PT Vale Indonesia juga terus memperlihatkan konsistensinya kepada pemerintah dan masyarakat Luwu Timur bahwa perusahaan asal Brazil ini akan selalu hadir dalam membantu pembangunan daerah dalam upaya memberikan kontribusi untuk daerah dan masyarakat.

ADVERTISEMENT

Salah satu kecil contoh kecil yakni PT Vale mendukung pembangunan daerah Kabupaten Luwu Timur, dimana pada Mei 2021 lalu. Awal dari pembangunan ini PT Vale Indonesia telah menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) yang telah diteken bersama Pemerintah Daerah Luwu Timur, terkait rencana kerjasama pengembangan dan pengelolaan RTH.

RTH yang diberi nama Bumi Batara Guru (BBG) itu memiliki luas 1 hektar lebih itu telah mulai dikerjakan dengan progres pengerjaan awal yakni melakukan survey topography dan kegiatan drilling yang menjadi salah satu tahapan persiapan untuk penyusunan dan finalisasi Detail Engineering Design (DED) yang selanjutnya untuk pemenuhan tata kelola PT Vale Indonesia akan digunakan untuk proses selanjutnya.

Tujuan drilling sendiri dilakukan untuk soil investigation di beberapa titik dan akan mencari sumber muka air tanah di sekitar lokasi pembangunan BBG tersebut.

Wakil Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Adriansyah Chaniago mengungkapkan bahwa pengembangan dan pengelolaan RTH sejalan dengan tujuan PT Vale Indonesia, yang tidak hanya hadir di Luwu Timur untuk berinvestasi dan melakukan operasi pertambangan dan produksi. Akan tetapi PT Vale Indonesia juga akan bersama dengan seluruh stakeholder dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan memperbaiki masa depan. Menjadi salah satu contoh yakni dengan ikut andil dalam kerjasama pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Koranseruya.com, Green Open Space atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area dalam kota atau wilayah yang fungsinya bersifat terbuka. RTH dikatakan hijau karena menjadi tempat tumbuhnya tanaman secara alamiah maupun sengaja ditanami.

Dengan adanya RTH itu, nantinya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat diantaranya memiliki fungsi ekologi yang artinya RTH ini akan menjadi “paru-paru” Kota Malili. Dengan adanya tumbuhan tanaman di RTH itu akan menambah oksigen, menyerap kadar karbondioksida (CO2), menjadi area resapan air, meredam kebisingan dan menurunkan suhu dengan keteduhan.

Selain memberikan dampak positif terhadap lingkungan RTH juga bermanfaat sebagai tempat Beraktivitas bagi masyarakat seperti melakukan berolahraga, duduk bersantai, tempat bermain anak-anak sehingga mengurangi aktivitas anak terhadap handphone maupun televisi maupun dengan melakukan aktifitas lainnya.

Selanjutnya, RTH juga memiliki fungsi estetis sebab kehadiran RTH dapat memperindah pemukiman, komplek perumahan, perkantoran, sekolah, dan lain-lain. Selain itu RTH juga berfungsi sebagai planologi yang dapat menjadi pembatas antara satu ruang dengan ruang lainnya yang berbeda peruntukannya.

Berikutnya bisa juga sebagai fungsi pendidikan, yang menjadi ruang tempat satwa dan tanaman yang bisa dijadikan sarana belajar. Jika anak-anak juga dilibatkan dalam pengelolaan RTH, mereka juga akan mendapat pelajaran soft skill yang penting dan mungkin tak bisa didapatkan di bangku sekolah: belajar berorganisasi dan menghayati nilai-nilai luhur dari upaya menjaga kelestarian lingkungan. sehingga ini bisa menjadi bekal yang penting bagi mereka sebagai generasi penerus di masa depan.

Dan yang terakhir memiliki fungsi ekonomis dimana lokasi RTH ini bukan saja menjadi lokasi wisata yang strategis, namun juga menghasilkan nilai ekonomi bagi pengelolanya. Maka dari itu, keberadaan RTH dapat menyejahterakan masyarakat di sekitarnya.

Banyaknya manfaat dari RTH tersebut sehingga bisa kita pahami mengapa keberadaan RTH menjadi sangat penting dalam perencanaan wilayah. Tanpa RTH, sebuah kawasan akan mengalami banyak kerugian.

Penulis: Herianto
ADVERTISEMENT