Ketua SMSI Palopo Jadi Narasumber di Launching Duta Siber

80
Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Palopo, Wahyudi Yunus, SH MH, menghadiri sekaligus menjadi narasumber pada Launching Duta Siber Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinasi (Badko) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), di Ruang Ratona Kantor Walikota, Senin 12 September 2022. (Foto : ist)
ADVERTISEMENT

PALOPO – Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Palopo, Wahyudi Yunus menghadiri sekaligus menjadi narasumber pada Launching Duta Siber Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinasi (Badko) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), di Ruang Ratona Kantor Walikota, Senin 12 September 2022.

Dengan mengusung tema “Literasi Digital Kota Palopo”, kegiatan itu diselenggarakan oleh HMI Badko Sulselbar dan HMI Cabang Palopo bekerja sama Kominfo RI.

ADVERTISEMENT

Adapun materi yang disampaikan Ketua SMSI Palopo pada kegiatan itu yakni seputar Etika Bermedia Sosial dan Jurnalistik.

Hampir semua orang saat ini menghabiskan banyak waktunya untuk bermain di dunia maya, dengan berbagai media sosial yang ada mulai dari Instagram, Facebook, Twitter, hingga Tiktok yang kini juga tengah digandrungi.

ADVERTISEMENT

Disampaikan Wahyudi, ia ingin memberikan suatu manfaat, salah satunya pembelajaran pada masyarakat agar dapat mengikuti perkembangan teknologi. Namun di satu sisi, masyarakat juga harus tahu bagaimana etika atau perilaku yang baik dalam bermedia sosial. Apa yang boleh dan tidak boleh diunggah.

“Agar masyarakat, terutama dalam hal ini para pengguna media sosial bisa memahami literasi digital” katanya.

Ia juga memaparkan Safety and Interaction Online edisi ke-5 bulan Februari 2021 lalu Survei Microsoft melalui Digital Civility Index DCI, menempatkan Indonesia diposisi rangking 29 dengan nilai DCI 76.

“Ini menunjukkan tingkat keberadaban (civility) nitizen Indonesia sangat rendah” kata Wahyudi.

Selain itu, Wahyudi juga menyampaikan terkait fenomena akun palsu, hal berbeda terjadi di media sosial, dimana setiap individu bisa membuat akun palsu atau tanpa nama yang kemudian bisa dihapus atau ditinggalkan bila sudah tidak digunakan lagi.

“Ini juga fenomena yang sangat memprihatinkan karena akun-akun palsu yang ada banyak melakukan tindakan yang provokasi” kata Wahyudi.

Untuk itu, lanjut Wahyudi, masyarakat harus paham bagaimana etika bermedia sosial yang baik, yang mana terdapat lima (5) perilaku media sosial yang harus diperhatikan yaitu, pergunakan bahasa yang baik, hindari penyebaran SARA Pornografi dan aksi kekerasan, kroscek kebenaran berita, menghargai hasil karya orang lain, dan jangan terlalu mengumbar informasi pribadi.

“Saya kira lima poin dalam etika bermedia sosial tersebut bisa dipahami masyarakat, dimana literasi digital ini diharapkan akan menjadikan Indonesia makin cakap digital” ucapnya.

Dia mengatakan, yang menjadi harapan dari Launching Duta Siber dan Literasi digital ini adalah terbentuknya duta siber, sehingga para Duta ini melakukan literasi kepada masyarakat bagaimana berdigitalisasi dan bermedia sosial yang sehat. (rls)

ADVERTISEMENT