Masamba —- Proses Seleksi Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Kabupaten Luwu Utara dimulai. Sebanyak 12 inovasi akan berkompetisi meraih tiket masuk ke dalam Top 9 Inovasi Pelayanan Publik Kabupaten Luwu Utara. Ke-12 inovasi tersebut adalah (1) Klinik Perizinan dengan inovator Ahmad Jani; (2) Pengusaha Kampung Mitra Pengusaha Kota (Muslim Muhtar); (3) Kampung Konservasi Pesisir Menuju Lestari (Muharwan); (4) Sales Promotion Health (Ni Nyoman Puspito); (5) Kopi Gaul Keren (Iin Fauzia Frida); dan (6) Menangkar Aplikasi Menuai Efisiensi (Nirwan Syakir)
Selanjutnya (7) Frozen Berbie (Misbah Nur); (8) Kantong Penyelamat Ibu dan Bayi (Anjas Rusli); (9) Mata Pintar Menjawab (Misbah); (10) Sipedas Gakin (Besse A. Pabeangi); (11) Anak Hebat Jajanan Sehat (Kadri), serta (12) Perizinan Berbagi (Touris). Ke-12 inovasi ini nantinya akan dipilih 9 inovasi untuk masuk ke dalam Top 9 Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Kabupaten Luwu Utara. Proses seleksi inovasi pelayanan publik ini berlangsung selama dua hari, mulai 30 – 31 Juli 2018, yang dipimpin langsung Ketua Tim Penilai, dalam hal ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Abdul Mahfud.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, membuka proses Seleksi Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Kabupaten Luwu Utara, Senin (30/7), di Ruang Rapat Sekda. Dalam sambutannya, Indah Putri Indriani mengatakan bahwa inovasi adalah sebuah kebutuhan dalam rangka mengatasi keterbatasan atau masalah yang ada di masing-masing Perangkat Daerah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sehari-hari. “Inovasi itu tidak butuh biaya besar, tidak butuh energi yang luar biasa. Inovasi itu berangkat dari ide sederhana yang bisa muncul dari siapa saja. Bisa dari masyarakat, staf, bahkan dari pimpinan itu sendiri,” ujar Indah.
Indah Putri Indriani berharap kepada seluruh Pimpinan Perangkat Daerah untuk segera melakukan identifikasi permasalahan, baik yang sementara dilakukan, yang telah dilakukan, yang sedang direncanakan, atau yang sedang berlangsung, yang merupakan bagian dari upaya mengatasi permasalahan yang ada di masing-masing Perangkat Daerah. “Yang pasti, kalau kita mengetahui masalah yang ada di dalam pelaksanaan tusi kita, kita dengan sendirinya akan tergerak mencari solusinya. Nah, solusi inilah yang kemudian melahirkan inovasi. Kita mencari solusi guna melahirkan inovasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kabag Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur, Muhammad Hadi, dalam laporannya mengatakan bahwa Seleksi Inovasi Publik tidak lahir begitu saja, melainkan berangkat dari perencanaan dan agenda yang telah disusun sebelumnya. “Maksud dari seleksi ini adalah untuk menjaring 12 inovasi menjadi Top 9, dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan publik di semua sektor lingkup Pemda kabupaten Luwu Utara. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah mendorong inovasi pelayanan publik ke dalam kompetisi tingkat provinsi dan nasional pada 2019 mendatang,” jelas Hadi. (man)