Polemik Pungli SPBU Lanipa, Jurnalis Diancam, Warga Tak Dapat BBM

220
Dugaan pungli dilakukan operator SPBU Lanipa, Kabupaten Luwu.
ADVERTISEMENT

BELOPA — Jurnalis media online Narasi Tana Luwu, Mita, mendapat ancaman dari manajemen SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) Lanipa, Kabupaten Luwu, usai mengungkap dugaan adanya pungutan liar yang dilakukan operator pengisian BBM.

Ancaman yang dimaksud bahkan berujung intimidasi. Salah seorang utusan SPBU Lanipa mendatangi kediaman Mita di Desa Bassiang Timur dan melayangkan kalimat ancaman.

ADVERTISEMENT

“Seorang mengaku pegawai SPBU Lanipa datang ke rumah saya dan mengancam jika tidak mencabut pemberitaan pungli atau meminta maaf maka buntutnya tidak lagi melayani antrian jerigen untuk warga Bassiang Timur di SPBU,” ungkap Mita, Senin (11/09/2023).

Mendapati ancaman itu, Mita berbalik menjawab dan menunjukkan bukti-bukti dugaan pungli berupa foto dan pengakuan warga yang dimintai biaya tambahan oleh operator pengisian.

ADVERTISEMENT

Dugaan pungli di SPBU Lanipa bermula, Sabtu (09/09/2023). Sejumlah warga dari Bassiang Timur sedang antri untuk mendapatkan jatah BBM menggunakan jerigen guna keperluan alat nelayan.

Ditengah antrian, operator pengisian BBM meminta biaya tambahan sebesar Rp 5 ribu rupiah per jerigen. Meski warga telah menunjukkan surat resmi rekomendasi pembelian bahan bakar untuk nelayan dari Dinas Perikanan Kelautan. Rekomendasi tersebut tak dihiraukan dan tetap saja dipaksa membayar biaya tambahan.

Operator tersebut mengaku adanya tambahan biaya yang dimaksud adalah regulasi atas aturan yang dibuat oleh manajemen SPBU Lanipa.

Runutan waktu kejadian hingga ancaman pihak SPBU benar terjadi. Selasa (12/09/2023) SPBU Lanipa tidak lagi melayani pembelian BBM antrian jerigen. Meski warga telah menunjukkan surat rekomendasi Dinas Perikanan. Diungkap pihak SPBU, syarat semula mendapat BBM jika pemberitaan polemik pungli dicabut disertai permohonan maaf dari Jurnalis yang bersangkutan.

Mendengar hal itu, Dinas Perdagangan Kabupaten Luwu pun buka suara. Polemik yang terjadi di SPBU Lanipa dianggal hal yang serius. Buntutnya meluas hingga menimbulkan masalah baru.

“Saya sudah telpon managernya dan memang sepertinya dia ngotot  sehingga kami akan melayangkan surat ke pihak pertamina akan kita tembuskan ke BPH Migas bahkan sampai ke pusat,” kata Kepala Dinas Perdagangan Luwu, Rahman Mandaria.

Ia menuturukan sikap manajemen SPBU Lanipa tidak lagi profesional sebagai tempat penyedia bahan bakar umum. (mat)

ADVERTISEMENT