Sakralnya Kedatuan Luwu, Dua Calon Presiden RI Datang Minta Restu

288
ADVERTISEMENT

PALOPO — Warga Tana Luwu patut berbangga. Istana Kedatuan Luwu menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi oleh calon presiden RI yang akan berlangsung pada 2024 mendatang. Calon Presiden datang untuk sowan atau mappatabe. Pada 23 September 2023 lalu, calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan datang silaturahmi.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, kedatangannya di Istana Luwu baginya merasakan bagai seorang anak yang berpetualang lama, jauh dan kembali ke kampungnya yang disambut hangat masyarakat Tana Luwu membuat dirinya merasa tentram. “Sebuah kehormatan dan mendapat sambutan yang luar biasa. Saya bersyukur saya rasanya kembali ke kampung, Insya Allah dengan semangat dukungan doa masyarakat Tana Luwu membuat perjuangan kita makin dipenuhi dengan semangat,” kata Anies.

ADVERTISEMENT

Saat menyambut Anies, Maddika Bua Andi Syaifuddin Kaddiraja menitipkan cita-cita perjuanbgan masyarakat Luwu yang hingga kini belum terwujud. “Wilayah Tana Luwu dimulai 1946 pernah dijanjikan oleh Bung Karno menjadi sebuah daerah Istimewa, namun dalam hal ini belum terwujud. Tapi harapan kami titipkan kepada Ananda Anies Baswedan, semoga provinsi Tana Luwu atau Luwu Raya akan diwujudkan,” ujar Andi Syaifuddin Kaddiraja.

Hanya berselang sebulan, Calon Presiden yang diusung PDI Perjuangan dan partai lainnya, Ganjar Pranowo, akan berkunjung ke Istana Kedatuan Luwu, yang terletak di Kota Palopo. Sama dengan Anies, tujuannya untuk meminta restu. Sebagai salah satu kerajaan tertua di Indonesia, Kedatuan Luwu dinilai berpengaruh.

Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar Firdaus Muhammad mengaku, Sulsel menjadi wilayah geopilitik yang diperebutkan setiap kontestan capres-cawapres. Kata Firdaus, posisi YM Andi Maradang Mackulau sebagai Datu Luwu bisa jadi dilirik untuk menggalang dukungan bagi masyarakat Luwu Raya. Tetapi menurut Firdaus, alih-alih hanya menjadi sarana capres mendulang suara, Istana Kedatuan Luwu harus memiliki bargaining posision.

“Kedatangan pasangan capres di Kedatuan Luwu harus dibarengi dengan burgening posision. Tidak hanya nanti diberi gelar kedatuan misalnya. Tetapi Kedatuan Luwu juga harus memberikan saran untuk arah pembangunan Indonesia kedepan,” terangnya.

“Contoh misalnya bagaimana kita melihat fasilitas jalan dari Luwu ke Makassar misalnya, apakah sudah baik atau belum. Bagaimana dengan akses pesawat terbang ke Luwu, itu yang harus ditekankan juga,” tambahnya. Firdaus menambahkan, perangkat Istana Kedatuan Luwu nantinya bisa memberikan kesempatan yang sama bagi setiap kontestan capres. Hal itu bertujuan, agar masyarakat Luwu bisa mendapat pendidikan politik dalam menghadapi Pemilu 2024 kelak. (*)

ADVERTISEMENT