Semester Pertama 2021, Toyota Masih Rajai Penjualan Mobil di Tanah Air, Sementara di Luwu Raya Innova Masih Primadona

148
ADVERTISEMENT

JAKARTA—–Ternyata, mobil idaman yang paling laris alias banyak peminatnya di Luwu Raya/Toraja termasuk di kota idaman Palopo adalah mobil jenis SUV dan MPV, selain mobil sedan dan sport.

Hal ini dikatakan Branch Head Toyota Kalla Palopo, Gunawan Syuphian saat mengadakan Jumpa Pers di Palopo, Senin 12 Juli 2021.

ADVERTISEMENT

Dari semester pertama tahun 2021 atau dari Januari hingga Juni tahun ini, penjualan Toyota didominasi oleh mobil jenis SUV dan MPV.

“Range-nya berkisar 40 hingga 50 persen, dari penjualan mobil Kalla Toyota sebesar kurang lebih 600 ribuan di Luwu Raya dan Toraja. Mobil jenis SUV dan MPV seperti Agya, Innova, Avansa masih primadona masyarakat di daerah kawasan tersebut,” sebut Gunawan.

ADVERTISEMENT

Dari catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang semester I/2021, penjualan mobil secara nasional konon mencapai 387.873 unit.

Angka ini tercatat naik 33,5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 290.582 unit.

Dari jumlah tersebut, Toyota sepanjang semester pertama tahun ini membukukan penjualan ritel 120.717 unit seperti dikutip Koran Seruya dari tempo.co. Volume tersebut menempatkannya sebagai merek terlaris di pasar otomotif Indonesia dengan pangsa 31,1 persen.

Di posisi kedua merek mobil terlaris, ada Daihatsu yang membukukan penjualan ritel sebanyak 67.232 unit pada paruh pertama 2021. Capaian itu membuat Daihatsu menguasai pangsa pasar otomotif nasional 17,3 persen.

Persaingan ketat justru terjadi di perebutan peringkat ketiga merek terlaris di Indonesia, yang mempertemukan antara Honda dengan Mitsubishi Motors. Sepanjang semester I/2021, Honda tercatat melego 49.439 unit kendaraan, sementara Mitsubishi menempel ketat dengan raihan penjualan 47.781 unit.

Kinerja penjualan dua perusahaan otomotif asal Jepang ini hanya berselisih 1.658 unit. Dengan raihan tersebut, Honda bertengger di peringkat ketiga merek mobil terlaris dengan pangsa pasar 12,7 persen, sementara Mitsubishi Motors berada di posisi ke-14 dengan penguasaan pasar 12,3 persen.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, Honda berhasil menjaga jarak aman dengan meraih penjualan ritel 40.812 unit, sedangkan Mitsubishi Motors 26.778 unit. Jumlah tersebut memiliki selisih 14.034 unit.

Sementara itu, penjualan mobil Suzuki yang sepanjang tahun 2020 parkir di peringkat ke-4, pada tahun ini mesti rela turun satu peringkat ke posisi lima dengan raihan penjualan ritel 40.928 unit. Volume tersebut membuat Suzuki memiliki pangsa pasar sebesar 10,6 persen.

Berikut daftar 10 merek mobil terlaris sepanjang semester I/2021:

– Penjualan Ritel
1. Toyota – 120.717 unit (31,1%)
2. Daihatsu – 67.323 unit (17,3%)
3. Honda – 49.439 unit (12,7%)
4. Mitsubishi Motors – 47.781 unit (12,3%)
5. Suzuki – 40.928 unit (10,6%)
6. Mitsubishi Fuso – 14.098 unit (3,6%)
7. Isuzu – 11.968 unit (3,1%)
8. Wuling – 10.187 unit (2,6%)
9. Hino – 8.511 unit (2,2%)
10. Nissan – 4.616 unit (1,2%)

Total penjualan ritel nasional: 387.873 unit

Daftar 10 mobil terlaris sepanjang April 2021 (berdasarkan data penjualan wholesale Gaikindo):

1. Toyota Innova 6.250 unit.
2. Mitsubishi Xpander 5.500 unit.
3. Toyota Avanza 5.385 unit.
4. Honda Brio 5.014 unit.
5. Daihatsu Sigra 4.086 unit.
6. Toyota Calya 3.903 unit.
7. Toyota Rush 2.889 unit.
8. Daihatsu Terios 2.744 unit.
9. Daihatsu Ayla 2.225 unit.
10. Mitsubishi Pajero Sport 1.838 unit.

Sementara itu, Pemerintah terus berupaya mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional dengan menjalankan berbagai kebijakan strategis.

Salah satu upayanya melalui pemberian insentif fiskal berupa penurunan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan bermotor atau pemberian insentif pajak mobil baru 0 persen.

“Kementerian Keuangan sudah senada dengan kami, bahwa PPnBM DTP dapat diperpanjang. Hal ini sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, diperlukan terobosan untuk tetap menciptakan iklim usaha yang kondusif di tengah kondisi pandemi. Ini bertujuan membangkitkan kembali gairah usaha di tanah air, khususnya sektor industri, yang selama ini konsisten berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional,” seperti disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, pertengahan Juni lalu.

(*)

ADVERTISEMENT