Waspada La Nina, Judas Amir: Harus Siap Hadapi Bencana, Semua Unsur Siapkan Peralatan

2306
Walikota Palopo, HM Judas Amir mengecek kesiapan personel dan peralatan saat Apel Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Alam di Lapangan Pancasila, Minggu (15/11/2020). Apel ini dipimpin langsung Walikota Palopo, HM Judas Amir.
ADVERTISEMENT

PALOPO–Curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi meningkat di akhir tahun, seiring fenomena La Nina. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan bahwa kondisi itu bisa memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Mengantisipasi ancaman bencana tersebut, jajaran Pemkot Palopo bersama unsur terkait lainnya, menggelar Apel Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Alam di Lapangan Pancasila, Minggu (15/11/2020). Apel ini dipimpin langsung Walikota Palopo, HM Judas Amir.

ADVERTISEMENT

Judas Amir dalam apel ini, mengatakan, seluruh daerah di Tanah Air saat ini mengadakan berbagai kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana alam, menyusul adanya peringatan BKMG terkait fenomena La Nina.

Berbagai kesiapsiagaan dan bentuk antisipasi terhadap datangnya bencana alam, beber Judas Amir, seperti kesiapan personil dan peralatan SAR, sehingga ketika bencana alam terjadi maka semua unsur terkait bisa langsung bergerak melakukan berbagai upaya penanganan.

ADVERTISEMENT

“Kita mendapatkan informasi dari BKMG bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan berdampak kondisi alam yang bernama La Nina, yang diprediksikan pada akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021. Karena itu, kita perlu melakukan berbagai upaya antisipasi,” ujar Judas Amir, dalam amanatnya di hadapan peserta apel.

Judas Amir yang sudah dua periode memimpin Kota Palopo, meminta kepada setiap instansi terkait agar menyiapkan peralatan yang akan dipergunakan sebagai alat penyelamatan bila terjadi bencana alam.

“Kita harus siap menghadapi ancaman bencana alam kapan saja, periksa peralatan. Alhamdulillah, peralatan cukup memadai,” katanya.

Untuk persiapan personil menghadapi ancaman bencana alam, Pemkot Palopo membentuk tim melibatkan berbagai unsur terkait, seperti Tim SAR, Kepolisian, TNI, personel BPBD, Damkar, dan unsur terkait lainnya. “Tim yang sudah dibentuk harus siap siaga, begitu terjadi bencana alam langsung bergerak,” katanya.

Tak hanya itu, Judas Amir juga mengatakan, pihaknya akan senantiasa menyosialisasikan kepada masyarakat agar ikut menjaga alam dan lingkungan, termasuk mengingatkan masyarakat agar senantiasa mewaspadai ancaman bencana alam.

Sementara itu, Kapolres Palopo, AKBP Alfian Nurnas, mengatakan, aparat Kepolisian di Kota Palopo siap diterjunkan kapan saja membantu masyarakat jika tejadi bencana alam. Tak hanya menyiapkan personel, Polres Palopo juga menyiapkan peralatan penanggulangan bencana di akhir tahun ini sampai awal tahun 2021.

“Saya menugaskan khusus anggota Bhabinkamtibmas yang ada di setiap kelurahan untuk rutin melakukan patroli ke tempat-tempat rawan terjadinya bencana.
Anggota Bhabinkamtibmas juga senantiasa membangun sinergitas dengan masyarakat, sehingga InsyaAllah Allah Kota Palopo akan menjadi Kota aman dan nyaman,” katanya.

Senada itu, Dandim 1403 Sawerigading, Letkol Inf Gunawan mengatakan, aparat TNI juga disiagakan dan menyiapkan peralatan untuk penanganan bencana alam. “Untuk personil TNI, kita menyiagakan 1 SSH dengan jumlah personil 100 orang. Adapun peralatan berupa tenda pengungsian dan dapur umum sudah disiapkan, dan untuk kendaraan baik berupa roda dua dan roda empat sudah disiapkan pula,” katanya.

Untuk diketahui, BMKG secara Nasional mengeluarkan peringatan dini akan ancaman terjadinya bencana alam di berbagai daerah di Indonesia akibat
fenomena iklim La Nina. Banjir dan longsor diprediksi akan terjadi mulai November 2020 hingga Januari 2021 di berbagai daerah.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, La Nina dapat meningkatkan akumulasi curah hujan bulanan dan musiman di Indonesia. Ia menilai perlunya antisipasi dampak La Nina berupa bencana hidrometeorologi banjir, banjir bandang, longsor angin kencang, dan puting beliung.

“Sebagai langkah mitigasi perlu dilakukan optimalisasi tata kelola air secara terintegrasi dari hulu hingga hilir, danau embung sungai dan kanal untuk antisipasi debit air berlebih,” kata Dwikorita.

Selain itu, Dwikorita mengatakan, BMKG mendorong Pemerintah Daerah dan masyarakat agar tetap memonitor perkembangan cuaca atau iklim. Perkembangan dapat dipantau melalui web BMKG, aplikasi mobile phone Info BMKG, hingga menghubungi kantor BMKG yang ada di setiap provinsi. (*/iys)

ADVERTISEMENT