MALANG — Kerusuhan suporter versus polisi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (01/10/2022) malam, menjadi duka bagi sepakbola Indonesia.
Betapa tidak, update terbaru korban kerusuhan hingga siang ini sudah mencapai 153 orang orang. Selain suporter, sedikitnya dua petugas kepolisian juga dilaporkan tewas dalam insiden tersebut. Pihak Kepolisian mengungkap sebab utama banyaknya korban dalam tragedi di Kanjuruhan. Sebagian besar korban meninggal akibat sesak nafas usai berdesakan.
Arema FC tumbang dari Persebaya Surabaya 2-3 dalam laga yang bertajuk Derby Jawa Timur pada laga lanjutan Liga 1 menyebabkan suporter tuan rumah yang tak terima kekalahan tim kesayangannya langsung mengamuk selepas laga. Sebagian suporter Arema masuk ke lapangan dan membuat kericuhan. Polisi kemudian melepaskan gas air mata ke arah kerumunan suporter dan tribune untuk meredam masa.
Namun, situasi semakin tak terkendali setelahnya. Korban mulai berjatuhan akibat kepanikan yang terjadi. Kapolda Jawa Timur Nico Afinta menginformasikan sekitar 130 orang meninggal dunia dalam insiden ini.
Nico mengungkap bahwa kebanyakan para korban ini meninggal akibat kekurangan oksigen. Hal itu terjadi usai mereka berdesakan di stadion. “Terjadi penumpukan di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas kekurangan oksigen,” kata Nico saat memberikan keterangan di Mapolres Malang dikutip dari detikJatim.
“Oleh tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya pertolongan yang ada di dalam stadion kemudian juga dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit,” jelasnya. Nico juga menyebut sikap sebagian fans yang merusuh masuk ke lapangan setelah pertandingan jadi pemicu utama tragedi ini terjadi. Ia begitu menyesalkan tindakan sekitar 3.000 ribu suporter yang masuk ke lapangan.
“Kami juga ingin menyampaikan bahwa dari 40.000 penonton yang hadir kurang lebih tidak semuanya anarkis, tidak semuanya kecewa, hanya sebagian yaitu sekitar 3 ribuan yang masuk turun ke tengah lapangan. Sedangkan yang lainnya tetap di atas (tribune),” kata Nico. “Jadi ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan kalau memang semuanya aturan. Kami juga akan melaksanakan juga dengan baik tapi ini ada sebab akibatnya,” tegas Nico.
Atas insiden tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas jatuhnya korban. “Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya saudara-saudara kita dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan,” ujar Jokowi dalam YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (10/2/2022).
Jumlah orang yang meninggal kemungkinan dapat bertambah karena seratusan orang masih dirawat di berbagai rumah sakit di Malang.
Jokowi telah memerintahkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa untuk memberikan pelayanan terbaik bagi korban yang masih dirawat di rumah sakit.
Selain itu, Jokowi juga meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan Ketua PSSI Mochamad Iriawan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kompetisi dan prosedur pengamanan penyelenggaraan. Ia juga meminta agar Liga 1 dihentikan sementara.
“Khusus kepada Kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini. Untuk itu saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan,” tegas Jokowi. (int/roy)