SAYA mengenal baik beliau sejak 2017 lalu. Waktu itu, saya mendapat tugas dari pimpinan saya di kantor untuk meliput sebuah kegiatan (lupa apa nama kegiatannya). Tiba di lokasi kegiatan, Aula Hotel Remaja Indah Masamba, saya tidak langsung masuk, karena saya telat. Acara sudah berlangsung. Saya memilih berbincang lepas dengan beberapa panitia sembari mencatat poin-poin penting dari kegiatan tersebut. Sesekali saya mengintip dari balik jendela.
Seorang pria lagi memberikan materi di hadapan para ibu. Gestur, intonasi dan gaya bicaranya mengingatkanku pada sosok motivator terkenal, Mario Teguh. Setiap kalimat yang terlontar menyimpan kekuatan. Setiap frasa yang terucap sangat menginspirasi. Ia mengupas, lalu menyajikan gagasan brilian, ANC Hipnoterapi. Saya kemudian diam beberapa jenak. Mungkinkah pria itu yang selalu memberikan pesan motivasi di grup whatsApp Pemkab Lutra?
Benar saja! Dia orangnya. Anjas Rusli namanya. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Luwu Utara. Masih muda, cerdas, punya ide cemerlang dan menyimpan segudang inovasi. Salah satunya, ANC Hipnoterapi. Setelah acara selesai, saya hampiri dia. Kesan pertama, ia baik dan ramah. “Pak, ANC Hipnoterapi inovasi yang hebat,” kata saya kala itu. Kemudian saya terus bertanya tentang inovasi ini. Dia merespon dengan sangat baik pula.
Mengalirlah perbincangan antara saya dan dia. Misi saya hanya satu, menggali dan mengupas ANC Hipnoterapi. Inovasi ini, kata dia, menyasar para ibu hamil di fasilitas-fasilitas layanan kesehatan. Petugasnya, para bidan terlatih. Hasilnya? Luar biasa! Pasien (ibu hamil) dapat sembuh tanpa harus diobati. Inovasi ini kemudian mendapat pengakuan Indonesia, bahkan dunia. Masuk Top 99, lalu tembus Top 40 sebagai inovasi “outstanding” alias terpuji.
Inovasi ini pula yang membawa dia keliling mancanegara bersama Bupati Luwu Utara untuk menghadiri Kompetisi Inovasi Tingkat Dunia (UNPSA) di Azerbaijan dan beberapa negara lainnya. Bahkan, akhir Januari 2020 lalu, ia terbang ke Amerika Serikat. Di Indonesia, cuma ada lima orang yang mendapat kesempatan mengenyam pendidikan IVLP di negeri Paman Sam. Dari perbincangan seputar ANC Hipnoterapi inilah, saya dan Anjas mulai terlihat akrab.
Dia aktif mengabarkan inovasi, kemudian saya meresponnya dengan publikasi, karena inovasi tanpa publikasi tidak akan berarti apa-apa. Anjas memahami pentingnya publikasi untuk mengabarkan kebaikan. Atas kinerjanya itu, dia kemudian mengemban amanah sebagai Camat di salah satu kecamatan baru, Sukamaju Selatan. Apa dia berhenti berinovasi? Tidak! Bahkan di tempat baru, dia menumpahkan inovasinya. Akronim “Sultan” (Sukamaju Selatan) ia ciptakan, sampai inovasi “Penjaga Jumpa Berlian” masuk top 50 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Sulsel.
“Selama ini, kita bekerja berdasarkan kebiasaan. Kegiatan yang itu-itu saja yang kita lakukan, tidak ada yang baru. Nah, mindset ini harus kita ubah. Kita bekerja di luar dari kebiasaan. Kalau kita sudah bekerja di luar dari kebiasaan, maka yakin dan percaya, akan lahir inovasi yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat. Inovasi itu berangkat dari masalah. Dari masalah ini, kemudian kita analisis, lalu kita mencari solusinya di luar dari kebiasaan. Intinya adalah mencari solusi itu harus di luar dari kebiasaan kita selama ini.” Begitu Anjas menyampaikan kepada saya bagaimana tips menciptakan inovasi.
Dia adalah tipe pejabat yang unik, pamong potensial, berkarakter pekerja, inspirator, motivator, dan inovator. Segala privilese itu, kini tinggal kenangan. Si empunya telah menghadap ke haribaan Ilahi. Dia pergi dengan segala kebaikannya, dedikasinya dan pengabdiannya. Kabar duka itu otomatis menghentikan misi saya untuk mengangkat sisi kebaikan yang pastinya masih banyak ia simpan. Selamat jalan, pak. Selamat jalan, sang inovator jempolan. Cerita tentang kebaikanmu tak akan berhenti, akan terus mengalir sampai jauh. Bahkan melebihi jauhnya mata memandang, dan pastinya akan menjadi inspirasi bagi semua orang.
*) Penulis, Lukman Hamarong, Kasubag Humas Pemkab Luwu Utara