8 Fakta Sadis Suami Bunuh Istri Asal Makale Toraja di Timika, No.3 dan 8 Paling Mengiris Hati

4153
Foto capture FB Serlin Pare tanggal 28 Mei 2021 saat pernikahannya genap berusia 16 tahun.
ADVERTISEMENT

KASUS pembunuhan yang dialami Serlin Pare, 35 tahun, warga asal Mendetek, Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulsel, membuat banyak pihak kaget lantaran dibunuh suaminya sendiri di rantauan. Habel Poddodalah, suami korban yang juga berasal dari Toraja, tepatnya dari Sa’dan, Toraja Utara, menyerahkan diri ke polisi usai menghabisi nyawa istrinya.

Kasus pembunuhan sadis Serlin Pare ini, terjadi pada Rabu (22/9/2021) malam lalu, sekitar pukul 21:00 WIT. Dia dibunuh didalam kamarnya, di rumahnya di Jalan Yos Sudarso, Nawaripi, Lorong Masjid Al-Maliki Timika.

ADVERTISEMENT

Hingga Jumat (24/9/2021), kasus pembunuhan Serlin Pare masih berproses di Polres Mimika. Habel telah mengakui semua perbuatannya lantaran khilaf. Kini, hukuman berat menanti ayah tiga anak ini setelah dijadikan tersangka utama pembunuhan istrinya.

KORAN SERUYA merangkum berbagai fakta dari penyidikan kasus pembunuhan Serlin Pare, sebagai berikut:

ADVERTISEMENT

1. Dibalut Emosi

Didepan penyidik Satreskrim Polres Mimika, Papua, Habel mengakui perbuatannya membunuh istrinya, Serlin Pare karena khilaf. Dia mengaku emosi lantaran sering mendapati chatingan SMS istrinya dengan pria lain.

Setiap pelaku mempertanyakan soal hubungan korban dengan pria yang selalu ditemani chatingan, pelaku mengaku menerima jawaban dari istrinya yang membuat sakit hati. Meski korban selalu membantah memiliki hubungan dengan pria yang disebutkan pelaku berasal dari Morowali, Sulawesi Tengah, namun ada perkataan istrinya diakui pelaku telah menyakiti hatinya.

Apa itu? Menurut Kasatreskrim Polres Mimika, AKP Hermanto, jawaban istri korban seperti diungkapkan Habel dalam pemeriksaannya, bahwa korban sudah tidak sayang lagi kepada suaminya.

Alm. Serlin Pare bersama anaknya semasa hidup. (ft/ist facebook Habel Poddalah)

“Korban tidak mengakui ada hubungan dengan pria yang menurut suaminya, mereka sering chatingan. Tetapi istri korban menjawab kalau dirinya sudah tidak sayang suaminya. Jawaban itulah yang membuat pelaku sakit hati, sesuai pengakuannya saat diperiksa,” jelas AKP Hermanto.

2. Korban Sempat Minta Cerai

Saat malam kejadian, pelaku dan istrinya sempat bertengkar sejak Rabu sore, sebelum terjadi penganiayaan yang membuat istri pelaku tewas mengenaskan. Menurut Habel didepan polisi, pertengkaran itu dipicu lantaran dirinya mendapati foto istrinya bersama seorang pengojek di pasar.

“Menurut pengakuan Habel, istrinya menyangkali tidak ada hubungan dengan pengojek yang ditemaninya berfoto di pasar. Tetapi yang membuat Habel makin marah dan emosi, lantaran saat bertengkar, korban meminta cerai karena alasan sudah tidak sayang lagi suaminya,” jelas AKP Hermanto, mengutip pengakuan pelaku saat keterangannya di-BAP-kan di depan penyidik, Kamis (23/9/2021) lalu, dikutip dari seputarpapua.com.

3. Dianiaya dalam Keadaan Telanjang

Meski bertengkar hebat dengan istrinya, didepan penyidik, Habel mengaku berusaha menenangkan istrinya. Malah, Habel menyarankan agar masalah yang mereka hadapi dalam rumah tangga dibicarakan bersama keluarga mereka. Pertengkaran suami istri ini pun mereda.

Malah, Habel mengaku mengajak istrinya berhubungan badan agar masalah diantara mereka bisa terselesaikan. Korban memenuhi permintaan suaminya. Namun pelaku mengaku kembali tersulut amarahnya karena alasan saat korban saat hendak melayaninya, korban masih terlihat marah dan tidak ikhlas melayani kebutuhan biologis suaminya.

Nah, didepan penyidik kepolisian, Habel mengaku khilaf sehingga dia mengambul sebuah kayu balok yang disimpan diatas lemari. Kayu balok itulah yang dipakai pelaku memukul kepala istrinya hingga terkapar bersimbah darah dan meninggal dunia. “Sesuai pengakuan pelaku, korban dibunuh dalam keadaan telanjang didalam kamar,” kata AKP Hermanto.

Setelah menganiaya istrinya, Habel kemudian meninggalkan rumahnya menuju ke Polres Mimika menyerahkan diri. Saat keluar dari rumah, Habel mengaku masih sempat mendengar teriakan istrinya minta tolong.

4. Ditemukan Anaknya Kritis

Saat ditemukan keluarganya berlumuran darah diatas kasur dalam kamarnya, tubuh Serlin Pare masih bergerak. Sehingga korban langsung dilarikan ke UGD RSUD Mimika. Namun dokter yang menangani korban menyampaikan, jika korban telah meninggal dunia.

Alm. Serlin Pare dan kondisi mayatnya usai dibunuh suaminya. (ft/ist)

Arjun Poddalah, salah seorang anak korban yang menemukan ibunya pertama kali didalam kamar bersimbah darha. Arjun kemudian berlari ke rumah neneknya yang tak jauh dari rumahnya, untuk memberitahukan bahwa ibunya berlumuran darah di rumah usai dianiaya ayahnya.

Tak berselang beberapa lama, Haser Poddalah, anak pertama korban tiba di rumah dan menemukan ibunya terkapar dalam kondisi kritis. Keluarga korban juga mulai berdatangan dan membawa korban ke rumah sakit.

Haser mengaku, sebelumnya dirinya sempat mendengar kedua orangtuanya bertengkar. Karena itu, dia takut pulang ke rumah. “Saya sempat dengar ibu sama bapak bertengkar, makanya saya takut pulang ke rumah. Saya baru tahu ibu meninggal saat pulang ke rumah mendengar teriakan adikku,” kata Haser didepan penyidik kepolisian, saat diperiksa sebagai saksi.

5. Pecah Tengkorak Kepala

Serlin Pare meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan. Sesuai hasil visum dokter, korban mengalami lukka serius pada bagian kepala, pundak dan lengan kanan. Bahkan tengkorak kepala sisi kanan pecah, tulang lengan kanan patah dan bagian pundak mengalami memar. “Kakak saya dibunuh secara sadis sampai tengkorak kepalanya pecah,” aku adik korban bernama Shertin Linggi.

Shertin mengakui, saat kakaknya ditemukan sudah dalam kondisi kritis. “Kami berusaha menolongnya dengan membawanya ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak terselamatkan,” katanya.

6. Selalu Periksa HP Istrinya

Keluargan korban sangat mengutuk pelaku yang tega membunuh istrinya karena cemburu buta. Menurut Shertin Linggi, suami kakaknya sangat pecemburu. Setiap harinya, kakaknya berjualan di Pasar Timika, sedangkan suaminya lebih banyak di rumah karena tidak memiliki pekerjaan tetap.

Habel Poddalah kini hanya bisa menyesali perbuatannya telah membunuh istrinya, Serlin Pare, 35 tahun. Pria asal Sa’dan, Toraja Utara ini kini menjalani proses hukum di Mapolres Mimika Baru.

Nah, setiap istrinya pulang dari pasar, Habel selalu menaruh kecurigaan kepada istrinya. Apalagi jika di pasar, istrinya duduk atau berbicara dengan pria, maka Habel langsung cemburu dan menuduh istrinya berselingkuh.

Shertin menyebut, hampir setiap hari, setiap pulang berjualan di pasar, HP kakaknya diperiksa pelaku. “Hampir setiap pulang dari pasar, pelaku cek HP istrinya. Suami kakakku sangat pencemburu,” katanya.

Keluarga korban berharap, Habel dihukum seberat-beratnya karena telah membunuh istrinya, yang selama ini diajak merantau ke Timika mencari kehidupan. Juga, keluarga korban akan membawa jenazah Serlin Pare ke kampung halamannya untuk dimakamkan.

7. Pernah Aniaya Mertua karena Dinasehati

Selain dikenal sebagai suami pecemburu, Habel juga diketahui keluarga istrinya yang sama-sama tinggal di Timika sebagai suami kasar dan pemarah. Menurut Shertin, pada tahun 2020 lalu, Habel sebenarnya sudah dinasehati mertua laki-lakinya agar tidak kasar kepada istrinya, dan tidak selalu mencemburui istrinya setiap pulang berjualan di pasar.

Pelaku, Habel Poddala berfoto bersama istrinya . (Foto IST)

Bukannya menerima nasehat mertua laki-lakinya, Habel malah marah dan memukulnya. “Bapak peringatkan dia (Habel) supaya jangan cemburu, karena namanya di pasar jualan kita semua saudara. Suaminya kan cemburuan sama tukang ojek, apalah, dia cemburui semua. Akhirnya bapak tegur, malah bapak yang dipukuli pakai balok-balok,” kisah Shertin.

8. Inginkan Pernikahan Langgeng 

Serlin Pare sebenarnya sangat menginginkan rumah tangganya bersama suaminya, yang telah dikaruniahi tiga anak, tetap langgeng dan akur hingga maut memisahkan. Hal itu diketahui dari postingan Serlin melalui akun FB, Serlin Pare.

Lewat akun media sosialnya, tanggal 28 Mei 2021, saat pernikahan genap berusia 16 tahun, Serlin memposting beberapa foto kebersamaannya dengan suaminya. Salah satu foto yang diposting adalah foto pernikahan mereka.

Lalu, foto-foto tersebut diberi caption,”TDK terasa 16 tahun kt mengarungi rumah tangga banyak Lika liku yg kt lwti semoga Tuhan senantiasa memampukan kt melewati hari-hari berikutny,amin.”

Postingan Serlin tersebut banyak diaminkan oleh temannya di FB. Sayangnya, doa dan harapan Serlin tersebut berakhir dimana dirinya meninggal dunia di tangan suaminya sendiri. Selamat Jalan Bu Serlin. (junias rombe)

 

ADVERTISEMENT