Memperingati Hari Kanker Payudara Tahun 2024,RS St Madyang gelar Seminar Pengembangan Layanan Prioritas Pasien Kanker

21
ADVERTISEMENT

PALOPO–Dalam memperingati hari Kanker Payudara yang jatuh pada tanggal 26 Oktober, RS St Madyang Palopo gelas Seminar Pengembangan Layanan Prioritas Pasien Kanker yang dilaksanakan di Aula Lantai II, RS St Mandyang,Sabtu(2/10/2024).

Dalam seminar ini diikuti 50 peserta dari komunitas kanker luwu raya dan tenaga kesehatan dari RS St Madyang dengan menghadirkan pemateri yang ahli dibidangnya yakni Dokter Spesialis Bedah Onkolog Dr.dr. Indra, Sp.B (K).ONK dan Konselor ,Wulandari Umar, S.Psi serta Ketua Komunitas Kanker Luwu Raya, Liliy. M.Jokom.

ADVERTISEMENT

Dokter Spesialis Bedah Onkolog, Dr.dr. Indra mengatakan pada tahun 2020, Indonesia mencatat 396.914 kasus kanker baru dan 234.511 kematian akibat kanker.

“Kanker merupakan penyebab kematian kedua di dunia, dengan 70 persen kematian akibat kanker terjadi di negara berkembang,”ujar Dr Indra

Ditambahkan Dr Indra ,kanker payudara merupakan kanker tertinggi yang banyak diderita perempuan, sedangkan kanker paru-paru merupakan kanker tertinggi pada laki-laki.

Menurutnya ,Kanker dapat disebabkan oleh pola hidup yang salah, seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan mengonsumsi makanan tidak sehat.

Dia menjelaskan bahwa rumah sakit juga harus mengembangkan layanan kanker terpadu dalam upaya mendukung program transformasi kesehatan.

“Kami terus mengupayakan dan mendukung program transformasi kesehatan, di antaranya dengan mendorong pengembangan layanan . Salah satunya adalah rumah sakit harus mengembangkan layanan onkologi terpadu.Bukan hanya layanan jantung yang gedung tersendiri, nantinya juga harus ada gedung onkologi, gedung yakni khusus untuk pelayanan kanker,” ujar Dr Indra.

Sementara itu Konselor Wulandari Umar, S.Psi mengungkapkan bahwa untuk memahami dampak kanker payudara terhadap kesehatan mental wanita, pertama-tama penderita kanker perlu memahami dampak fisik pengobatan kanker payudara terhadap tubuhnya.

“Menjalani mastektomi atau menjalani pengobatan dengan efek samping seperti rambut rontok, perubahan berat badan, menopause medis, dan masalah kesuburan dapat berdampak emosional, psikologis, dan sosial pada kehidupan wanita,”kata Wulan

“Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup gambaran diri , harga diri dan persepsi diri penderita kanker payudara,”tambahnya.

Menurut Wulan, ada langkah-langkah yang dapat diambil penderita kanker payudara untuk mengelola kesehatan mentalnya dengan lebih baik dan mulai menjalani hidup dengan harapan baru seperti menerima apa yang hilang pada dirinya yaitu penderita kanker harus memilikistrategi untuk menghadapi hal negatif seperti penolakan dan pengelakan yang dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik, suasana hati, dan kualitas hidup.

“Dengan mengidentifikasi kehilangan yang kita alami dan mengakui perasaan yang menyertainya misalnya kaget, marah, sedih, kita masih bisa menyebutkan pada apa-apa yang kita hargai dan mengartikulasikan dengan lebih baik apa yang kita alami,” ujar Wulan.

Selain itu juga ditambahkan Wulan penderita kaknker payudara harus memperhatikan emosinya, memeliharalah hubungan dan koneksi jaringan sosialnya,menjaga tubuh dengan olahraga teratur,serta selalu bersyukur untuk dapat hidup di masa sekarang ini.

Untuk diketahui Rs St Madyang saat ini terus berupaya untuk melakukan pengembangan pelayanan ,dimana sejak tanggal 1 September telah di buka pelayanan kemoterapi bagi pasien kanker dan juga bisa melayani peserta Kartu BPJS Kesehatan . Jadi bagi pasien kanker selama ini harus ke Makassar untuk mendapatkan pelayanan kemoterapi saat ini tidak perlu repot-repot lagi karena di Kota Palopo sudah ada Rs St Madyang yang bisa memberikan pelayanan kemoterapi yang baik.

(Jun)

ADVERTISEMENT