MAKASSAR — Merefleksi kembali aksi unjuk rasa pemekaran yang hari ini banyak dikenal dengan tragedi walmas berdarah yang pada12 November 2013 adalah puncak unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat untuk meneriakkan pemekaran Kabupaten Luwu Tengah.
Imbasnya, unjuk rasa kala itu dibubarkan secara paksa dan membuat satu pengunjuk rasa tewas akibat terjangan timah panas. 3 mahasiswa tertangkap dan puluhan mahasiswa dan masyarakat luka-luka.
BACA JUGA :Mengenang Tragedi Walmas Berdarah, Ini Tiga Aktivis yang Ditangkap Sebagai Otak Aksi Massa
Memperingati hari itu, PKPT IPMIL Raya STMIK Dipanegara menggelar aksi di depan kampusnya di Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar.
“Aksi ini adalah sebuah pesan kepada semua yang berperan dan punya kuasa terkait pemekaran daerah otonomi baru. Bahwa generasi gerakan perjuangan pemekaran Luwu Tengah masih ada dan kembali siap memperjuangkan itu,” kata jenlap aksi, Idil yang juga Ketua IPMIL STMIK Dipanegara.
BACA JUGA :Besok Peringatan Walmas Berdarah, Mahasiswa Longmarch dari Karetan ke Batusitanduk
“Hari ini, pemekaran DOB masih terkendala dengan belum dicabutnya moratorium nasional. Tapi kami berharap, kepada yang bertahta dan yang punya hak dalam aturan itu bisa membuka kembali moratorium sehingga percepatan pembentukan pemekaran Luwu Tengah bisa terlaksana. Karena semua syarat administrasi Luwu Tengah adalah yang paling lengkap dan perjuangannya yang paling panjang,” tambahnya. (rls)