Dialog Publik Maccera Tasi : Prosesi Buang Kepala Kerbau ke Laut Dihilangkan

2867
ADVERTISEMENT

LUWU — Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Tana Luwu bekerjasama dengan pemkab Luwu dan panitia Festival Keraton Nusantara (FKN) menggelar diskusi publik di Aula Bappeda Luwu, Sabtu (19/1/19).

Dialog publik mengangkat tema ”Macceratasi dalam Perspektif Agama, Budaya, dan Sains”.

ADVERTISEMENT

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Prof Dr Andi Ima Kesuma (guru besar sosiologi UNM), Drs Andi Syaifuddin Kaddiraja (Maddika Bua), Ustad Aswawi (ketua MUI Kabupaten Luwu), Dr Tahmid M Nur (ketua PDM Palopo).

Ada juga Prof Dr Hamka Naping (guru besar Antropologi Unhas), Dr Ilyas (ketua STISIP Veteran Palopo), Dr Suaedi (ketua ADI Tana Luwu), dan Saddakati Andi Arsyad (Arung Senga).

ADVERTISEMENT

Ada beberapa poin yang dihasilkan dalam dialog tersebut. “Kesepakatan ini dijadikan acuan bagi siapa saja yang akan melaksanakan maccera tasi,” kata Ketua ADI Tana Luwu, Suaedi.

Salah satu poin kesepakatan ialah unsur yang mengandung syirik dihilangkan dan digantikan dengan unsur yang sesuai syariat islam, yaitu prosesi membuang kepala kerbau ke laut yang dikhawatirkan dapat menimbulkan syirik bagi generasi berikutnya.

“Prosesi ini digantikan dengan simbol lainnya yang dapat berupa penyebaran ikan atau pakan ikan atau lainnya. Adapun kerbau yang disembelih secara islami digunakan sebagai konsumsi bagi masyarakat,” sebut Suaedi.

Poin kesepakatan lainnya ialah untuk ritual Maccera Tasi sebagai warisan budaya Tana Luwu perlu terus dilestarikan.

“Maccera Tasi mangandung nilai-nilai sebagai pranata sosial, pelestari ekologi, penguatan ekonomi, sosial, politik, hukum, dan lainnya,” sebutnya.

Tidak hanya itu, prosesi sebelum Maccera Tasi akan diisi pula dengan zikir dan doa bersama sesuai tuntunan agama. “Dengan demikian, maccera tasi akan berisi ritual yang bernilai pahala,” tandas Suaedi. (asm)

ADVERTISEMENT