MASAMBA — Ratusan warga Kecamatan Mappedeceng, yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Luwu Utara, kembali menggelar aksi unjukrasa di Mapolres Luwu Utara, Selasa (22/01/2019) siang. Aksi tersebut merupakan buntut dari tewasnya Ahmad Dandi, pemuda asal Desa Mappaedeceng yang ditemukan meninggal dunia di Bendungan Baliase, pekan lalu.
Dalam aksinya, mereka menuntut Polres Luwu Utara soal kejelasan perkembangan kasus meninggalnya Ahmad Dandi. ” Kami menuntut apa upaya yang telah dilakukan polisi terkait kematian korban. Kami juga mendesak kepada Kapolda Sulsel untuk mencopot Kapolres Luwu Utara atas dugaan kesalahan prosedur yang dilakukan anggotanya,” tegas Baron, Korlap Aksi.
Pantauan di lapangan selain melakukan orasi di depan Mapolres Luwu Utara, warga juga memblokade jalan Poros Trans Sulawesi di Kecamatan Mappedeceng. Aksi ini menyebabkan arus lalulintas mengalami kemacetan.
Kasi Propam Polres Luwu Utara, Ipda Arifan Efendi, Selasa (22/1/2019) kepada wartawan mengungkapkan dalam kasus ini pihaknya telah memeriksa lima saksi dari pihak keluarga korban. “Propam Polda Sulsel juga telah melalukan pemeriksaan, termasuk pemeriksaan enam anggota kepolisian,” ujar Arifan.
Diketahui, Ahmad Dandi adalah salah satu DPO dalam kasus pembakaran sejumlah lapak di Mappedeceng, beberapa waktu lalu. Sabtu malam lalu, sejumlah petugas memburu beberapa pelaku di sekitar penjual sagu di Mappedeceng. Namun, Ahmad Dandi yang juga berada di lokasi tiba-tiba berlari dan meloncat ke dalam sungai untuk menghindari aparat. Mayatnya ditemukan tewas dua hari kemudian di Bendungan Baliase. (har)