KORANSERUYA–Sebagai Wija To Luwu, putra daerah, asal Desa Baebunta Luwu Utara, yang menekuni bisnis di bidang pertambangan, pertanian dan perkebunan, H Arsyad Kasmar merasa prihatin atas kondisi masyarakat saat ini di tanah kelahirannya utamanya dalam sektor perekonomian.
Jelang 21 tahun usia kabupaten Luwu Utara, yang hari ini, Senin 27 April 2020 diperingati di Masamba (ibukota kabupaten), Arsyad Kasmar menilai, pemerintah daerah saat ini masih belum mampu memberikan kesejahteraan dalam bidang ekonomi, bagi kurang lebih 310.470 warganya (data BPS tahun 2018).
“Lemahnya pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan kegiatan proyek pembangunan yang tidak berpihak kepada masyarakat setempat, menjadi pemicu ketimpangan sosial dalam masyarakat Luwu Utara, padahal aspek keadilan sosial bari seluruh rakyat Indonesia, harusnya menjadi instrumen dari setiap kebijakan pemerintah daerah,” ucap Arsyad, lewat catatan khusus yang ia sampaikan ke redaksi Koran Seruya, Minggu (26/4).
Arsyad memberi contoh, kegiatan tender proyek yang harusnya bisa dikelola putra daerah Lutra sendiri, namun “kuenya”, kata dia, lebih banyak dikuasai orang dari luar, sehingga perputaran uang dari dana DAU/DAK tersebut, lebih banyak yang keluar daerah daripada mengendap di Luwu Utara sendiri.
“Kita memang kaya SDA, pertanian, perkebunan, kita juga punya perikanan dan kelautan, tetapi semua belum optimal, masih banyak saudara-saudara kita para petani dan nelayan yang perekonomiannya di bawah standar, saya lihat pembangunan kota Masamba sebagai ibukota kabupaten juga masih begitu-begitu saja, bahkan terkesan kumuh, ini semua catatan agar ke depan Luwu Utara semakin baik, kita harus optimis mencapai (kesejahteraan) itu,” katanya.
Tidak hanya pengelolaan SDA, politisi partai Gerindra itu juga menyorot pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di pemerintahan bupati Indah Putri Indriani yang menurutnya belum mampu mencetak kader-kader dan birokrat terbaik, jika dibandingkan kepemimpinan mantan bupati Lutra dua periode, Luthfi Andi Mutty, yang banyak mencetak birokrat profesional di bidangnya.
“Saat Luthfi menjadi bupati, banyak SDM yang berhasil beliau cetak, mereka kini rata-rata sukses, ada Opu Hatta, ada Anwar Hafid mantan bupati Morowali 2 periode yang kini menjadi anggota DPR RI, ada ibu Evi yang kini di BPBD Pusat, Pak Hamzah Jalante, ada mantan Kadis Pertanian, ada Kasim Alwi, dan lainnya,” papar Arsyad.
Arsyad Kasmar adalah pebisnis yang menekuni bidang pertambangan, utamanya nikel dan tambang galian C. Ia memulai debutnya di bidang tambang galian C di Kabupaten Tojo Unauna Sulawesi Tengah. Sebelumnya, ia pernah merantau ke Riau usai menyelesaikan studi di SMA di Baebunta tahun 1977.
Sementara di kampung halamannya, ia juga berbisnis di sektor perkebunan kelapa sawit yang bermitra dengan petani.
“Insya Allah, mohon doanya, kami akan meresmikan usaha pengolahan jagung dan beras di bulan Mei 2020 ini,” tulis Arsyad dalam sebuah pesan singkat yang dikirim ke redaksi Koran Seruya, Minggu (26/4).
Satu lagi, saya tidak pernah ikut dalam kegiatan usaha yang dananya berasal dari APBN/APBD dan alhamdullah saya bukan kontraktor, jadi saya tidak paham sama yang namanya urusan tender, sebutnya.
Di akhir catatannya, Arsyad Kasmar turut menyampaikan selamat Hari Jadi Luwu Utara ke 21. Ia berharap, di usianya tersebut, Luwu Utara dapat mengejar ketertinggalannya dari kabupaten/kota lainnya yang ada di Sulawesi Selatan.
“Umur 21 tahun adalah usia yang sedang manis-manisnya, mulai ranum dan matang, kami berharap Luwu Utara akan semakin maju berkembang, rakyatnya yang majemuk dan beraneka ragam ini hidup dalam harmoni, lebih sejahtera serta berpegang teguh pada kearifan lokal, menghargai budaya, adat istiadat, menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan, relijius dan toleransinya tinggi,” Arsyad Kasmar memungkas. (iys)
Edisi Khusus HUT Lutra ke 21 (Bag. 2)