INTERNASIONAL–Seorang anggota pasukan pengamanan Presiden Recep Tayyip Erdogan, Mahmet Ali Bulut, ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya, Senin (16/3/2021), dan meninggalkan sebuah catatan.
Dalam laporan Oda TV yang dikutip TurkishMinute, korban diketahui tewas setelah anggota paspampres lain menghubungi Ali Bulut, tetapi tidak dapat tersambung.
Kemudian mereka berinisiatif ke rumah korban yang sebelumnya tidak hadir di tempat kerja dan teleponnya dimatikan.
Benar saja, Ali Bulut ditemukan sudah tidak bernyawa dan meninggalkan sebuah surat.
Pengawal Presiden Erdogan itu menuliskan dalam suratnya bahwa dirinya menghadapi penghinaan dan ancaman dalam pekerjaannya.
“Saya berharap Anda memperlakukan karyawan Anda dengan baik dan menanyakan kabar mereka. Anda mungkin yang terbaik dalam menghina, mengintimidasi, dan memecat anggota staf (keamanan), serta memperlakukan mereka seperti pembohong. Setiap orang memiliki harga diri, dan saya terluka karena kata-kata itu,” tulis Ali Bulut dalam catatan bunuh dirinya, yang dilansir Oda TV, Kamis (18/3).
Rentetan insiden bunuh diri itu mendorong reaksi keras dari Partai Rakyat Republik.
Murat Bakan, seorang anggota parlemen dari oposisi utama itu memaksa pemerintah melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus bunuh diri para petugas khusus tersebut.
“Berapa kali petugas polisi di Turki bunuh diri? Anak-anak muda ini, yang dengan rela menjadi petugas dan bersemangat untuk melakukan pekerjaannya, mengakhiri hidup mereka sendiri. Apa alasan dibalik kasus bunuh diri ini?” kata Murat Bakan.
Senada, surat kabar Cumhuriyet mengidentifikasi bodyguard Erdogan yang bunuh diri bernama Mehmet Ali Bulut.
Kematiannya diputuskan sebagai bunuh diri setelah rekan-rekannya menemukan catatan ketika mereka menemukan jasad korban di apartemennya setelah dia tidak muncul di tempat kerja dan teleponnya dimatikan.
“Setiap orang memiliki harga dirinya, dan saya tidak tahan dengan kata-kata itu,” kata Bulut dalam catatannya.
Bulut sekarang menjadi petugas ketiga yang melakukan bunuh diri tahun ini, setelah dua petugas lainnya yang diidentifikasi sebagai Halil Akkaya dan Ethem Dağdeviren bunuh diri awal tahun ini.
“Anak-anak ini, pada puncak kehidupan mereka, ingin menjadi petugas polisi, dan kemudian mereka bunuh diri. Apa yang mendorong mereka untuk menyerah pada hidup mereka sendiri?,” tulis Ahval mengutip Murat Bakan, wakil dari oposisi utama Partai Rakyat Republik yang mengajukan penyelidikan ke parlemen setelah kasus bunuh diri para petugas tersebut.
(*)