Belajar dari Cerita Sukses Bangsa Jepang

490
Kunjungan Bupati Luwu Utara ke Jepang bersama Gubernur Sulsel baru-baru ini.
ADVERTISEMENT

Luwu Utara — Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, menyudahi lawatannya ke Jepang bersama Wali Kota Palopo Judas Amir dan Bupati Jeneponto Iksan Iskandar pada 18 Desember 2018. Ketiga Kepala Daerah di Sulsel ini ke Jepang mendampingi Gubernur Nurdin Abdullah (NA). Gubernur NA juga mengajak TP2D dari Universitas Hasanuddin Makassar, pejabat Pemprov Sulsel dan beberapa pejabat pemda kabupaten/kota. Tak salah ketika Gubernur NA berkiblat ke Jepang karena ingin belajar dari cerita sukses orang-orang Jepang.

Rombongan tiba di Jepang pada 11 Desember 2018 dan diterima secara resmi oleh Gubernur Provinsi Ehime Jepang, Tokihiro Nakamura. Selama di Provinsi Ehime, Bupati Indah Putri Indriani bersama rombongan mengunjungi beberapa tempat produksi pertanian dan perikanan, seperti Ehime Gyoren. Selanjutnya, Indah cs mengunjungi lokasi perkebunan jeruk Mikan Benimadona dan pengolahan garam Hakata Salt di kota Imabari serta industri pengolahan sampah di kota Matsuyama.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu, rombongan juga ke industri otomotif Toyota Motor Ehime. “Di sana kita ditunjukkan beberapa jenis mobil produksi Toyota, termasuk mobil damkar dan ambulans yang ternyata akan dihibahkan ke Provinsi Sulsel,” ungkap Kepala BAPPEDA Lutra, Rusydi Rasyid, yang juga ikut mendampingi Indah. Masih di Ehime, rombongan berkunjung ke kota Uwajima. Di kota ini, Indah cs meninjau tempat pengelolaan ikan terintegrasi hulu-hilir, mulai budidaya keramba jaring apung sampai industri pengolahan siap dipasarkan.

“Setelah tiga hari di kota Matsuyama, kita melanjutkan kunjungan ke kota Fukuoka. Di kota ini kita ke Aburayama, sebuah industri susu sapi yang dikelola oleh pemda setempat yang bermitra dengan dengan para peternak sapi perah,” tutur Rusydi. Dari Provinsi Ehime, rombongan juga bergeser ke Provinsi Kumamoto. Di sana, ungkap Rusydi, rombongan mengunjungi kawasan wisata Hot Spring Beppu serta kawasan peternakan Aso Ranch.

ADVERTISEMENT

Rusydi menceritakan, di Jepang banyak bertebaran rest area atau tempat-tempat istirahat bagi bagi warga untuk melepas kepenatan. “Sepanjang perjalanan kita banyak menemukan rest area, sebuah ruang terbuka tempat persinggahan melepas penat sekaligus menikmati kuliner dan souvenir khas Jepang. Dan insya Allah, pak Gubernur sudah menunjuk 10 daerah di Sulsel untuk membuka rest area yang pembangunannya akan dimulai pada 2019 mendatang,” ungkap Rusydi Rasyid.

Yang menarik, lanjut eks Kadis Perikanan ini, seluruh penataan ruang di Jepang cukup sempurna dan sangat rapi. “Pembangunan infrastruktur yang modern di Jepang sama sekali tidak mengganggu lingkungan hidup di sana. Bahkan kawasan industri dan budidaya sektor pertanian, peternakan dan perikanan dikemas dalam bentuk wisata terintegrasi panorama alam yang membuat pengunjung betah berlama-lama menikmatinya. Seperti ada ketenangan jiwa karena didesain sangat edukatif,” terangnya.

Karakter orang Jepang yang ramah, tapi sangat sulit bersosialisasi menjadi keunikan tersendiri. Rusydi pun merasakan hal itu. Menurutnya, orang Jepang ketika berjalan sangat terburu-buru seperti dikejar waktu. Mereka malu terlambat masuk kerja. “Pembelajaran penting yang bisa kita petik dari karakter orang Jepang adalah bahwa mereka sangat disiplin waktu, dan patuh pada aturan. Di jalan-jalan umum sangat sulit ditemukan selembar daun, kertas, dan kantong plastik. Lebih-lebih tempat untuk merokok,” Rusydi menutup ceritanya. (man)

ADVERTISEMENT