Buka Lomba Asah Terampil, Wabup Thahar: Tolak Ukur Keberhasilan Penyuluh Pertanian

511
Wakil Bupati Luwu Utara, Muhammad Thahar Rum, saat membuka acara Lomba Asah Terampil, Rabu (15/8), di Pelataran Rumah Jabatan Bupati
ADVERTISEMENT

Masamba — Kegiatan Lomba Asah Terampil yang dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) adalah salah satu tolak ukur dalam melihat sejauhmana keberhasilan seorang Penyuluh Pertanian (PPL) dalam melakukan pembinaan terhadap petani di lapangan. Demikian dikatakan Wakil Bupati Luwu Utara, Thahar Rum, saat membuka acara Lomba Asah Terampil, Rabu (15/8), di Pelataran Rumah Jabatan Bupati, yang juga dihadiri Sekretaris Daerah, Kadis Kominfo, Kadis Perikanan, Kabag Kesra, dan Kabag Umum.

“Lomba Asah Terampil yang kita lakukan hari ini, selain dalam rangka menyambut HUT ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia, juga merupakan wahana untuk menguji dan mengevaluasi kemampuan para petani dalam mengakses/mengadopsi pengetahuan dan teknologi pertanian, sekaligus menjadi tolak ukur keberhasikan PPL kita di lapangan,” ujar Thahar, di hadapan para PPL, dan petani yang hadir.

ADVERTISEMENT

Thahar mengatakan, salah satu tugas seorang penyuluh pertanian adalah melakukan pengawalan dan pendampingan dalam rangka meningkatkan kapasitas kelompok tani. Untuk itu, kepada PPL kita, teruslah berkarya, berikan yang terbaik buat daerah kita ini, utamanya dalam meningkatkan kesejahteraan petani kita,” harap Thahar.

Khusus kepada petani, Thahar Rum berharap agar mampu menguasai pasar komoditi pertanian, sehingga nantinya petani juga dapat menikmati buah dari kerja keras yang dilakukannya. “Petani kita harus menjadi bagian dari tata niaga hasil pertanian, sehingga petanilah yang nantinya akan mendapatkan nilai terbesar dari kegiatan usaha taninya,” jelas Thahar.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Kepala DKP Armiady, melalui Kepala Bidang Kelembagaan, Yasri, mengatakan tujuan dilaksanakannya lomba asah terampil adalah untuk memacu dan memotivasi petani dalam kegiatan usaha tani. “Lomba ini kita lakukan juga untuk menguji dan mengevaluasi kemapuan petani kita dalam mengadopsi pengetahun dan teknologi pertanian,” ucap Yasri.

Lomba ini dilakukan selama sehari. Seluruh tim langsung tampil di babak penyisihan dengan dibagi beberapa sesi. Setiap pemenang dari sesi lomba di babak penyisihan, langsung melangkah ke babak grand final. Hasilnya, Kecamatan Bonebone, Malangke, Mappedeceng, dan Baebunta lolos ke babak final. Keluar sebagai juara I Baebunta dengan nilai 1.200, disusul Mappedeceng (750), Malangke (400), dan Bonebone (300). (man)

ADVERTISEMENT