BELOPA–Sukses dalam sejumlah program pro rakyat bagi masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan nelayan dalam beberapa tahun dua periode kepemimpinannya, Bupati Luwu, H Andi Mudzakkar, ternyata juga telah menjalankan prgram pembangunan untuk pelaku Usaha Kecil dan Menenga (UKM) di Kabupaten Luwu.
Diketahui bersama, setiap tahunnya, cakka sapaan akrab Bupati Luwu menggelontorkan bantuan bibit bagi petani beserta alat pertanian seperti handtraktor dan alat panen. Begitu pula bagi nelayan, setiap tahunnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu menganggarkan bantuan alat tangkap bahkan pembangunan rumah nelayan baik yang bersumber dari APBD maupun yang diperjuangkan anggarannya melalui APBN.
“Setiap tahun kita anggarkan bantuan bibir untuk petani, handtraktor, bantuan alat tangkap bagi nelayan, perahu bahkan bedah rumah dan perumahan nelayan. Bukan berarti sektor lain tidak kita perhatikan, perdagangan dan pelaku usaha lainnya,” ujar Cakka.
Satu dari beberapa kebijakan Pemkab Luwu untuk pelaku UMK yakni pemberian sertifikat gratis bagi pelaku UMKM. Dengan sertifikat tersebut, para pelau UMKM bisa dengan mudah bermohon bantuan ke perbankan untuk tambahan modal usaha mereka.
“Termasuk memberikan pelatihan kerja. Tahun ini pemerintah mencoba memasukan program pembangunan kawasan industri bagi pedagang kecil dan menengah di Luwu. Anggarannya cukup besar Rp19 miliar dan akan dipusatkan di Desa Buntu Kunyi Kecamatan Suli,” ujarnya.
Menurut Bupati Luwu, pengembangan UKM di daerah sangatlah perlu karena peran UKM juga menjadi pendorong ekonomi masyarakat secara nasional cukup besar.
“Jangan salah, produk yang dikembangkan oleh pelaku UKM saat ini banyak yang menembuskan pasar internasional dan menjadi bahan kespor bagi negara kita hal ini pula didukung oleh tigginya minat masyarakat dalam mengembangkan UKM tersebut,” ujarnya.
Dijelaskan lebih jauh, desa yang memiliki jaringan yang kuat pada usaha kecil nya akan berhasil dalam persaingan industri dipasar domistik maupun global. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan desa sudah seharusnya memberi perhatian kepada usaha kecil menengah.
“Tantangan yang dihadapi oleh setiap desa adalah penyiapan lapangan kerja karena tambahan angkatan kerja yang begitu pesat. Peranan UKM dirasakan begitu penting karena sektor ini tidak hanya sebagai sumber mata pencarian, tetapi juga menyediakan lapangan kerja langsung maupun tidak langsung,” ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kabupaten Luwu, Rudi Dappi melalui Pejabat Pembuat Komitemen(PPK), Irwan Bakri menjelaskan pembangunan sentra kawasan industri UKM di Desa Buntu Kunyi di anggarakan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2018 dengan estimasi anggaran sejumlah Rp 19 miliar.
Kegiatan ini kata dia mulai berjalan pada bulan juli kemarin. “Sentra industri UKM Buntu Kunyi ini dibangun di lahan seluas satu hektar, dengan besaran anggaran Rp19 miliar, kontrak kerja terhitung per 12 juli 2018 dan pihak rekanan dari PT. Piranti Jagad Raya,” urainya.
Informsi yang dihimpun, proyek kawasan industri UKM ini telah memasuki tahap penimbunan dan pengerasan lahan dengan anggaran khusus penimbunan sebesar Rp890 juta. Terlihat dari papan informasi menunjukann keterangan volume penimbunan sekira 9.030 meter kubik dengan nomor SPK 005/KONT/PPK-PSI/DKUP/VI/2018. Lama pekerjaan 120 hari kalender dan pelaksana proyek CV Bukit Limpujang dan konsultan CV Rekayasa Consultan. (*/adn)