Ossong, Pengamen Disabilitas Digendong Polisi di Palopo, Ini Kisahnya

1753
Aiptu Arifuddin menggendong Ossong, pengamen disabilitas di Palopo
ADVERTISEMENT

KORANSERUYA.COM–Ossong (47), warga Amassangan, Palopo, Sulawesi Selatan, mungkin tak menyangka pertemuannya dengan Aiptu Ariffudin, berakhir dengan pengalaman manis. Ossong merupakan pengamen yang sehari-hari mencari nafkah di pasar setempat. Sementara Arifuddin adalah anggota Bhabinkamtibmas di wilayah tersebut.

Arifuddin pagi tadi menggendong Ossong yang sedang jalan merangkak dari rumahnya menuju titik penjemputan becak langganannya. Arifuddin mengaku tak tega melihat kondisi Ossong yang hanya memiliki satu kaki.

ADVERTISEMENT

“Dia itu kasihan. Sehari-harinya itu cari nafkah di pasar dengan main kecapi, dengan mengamen. Jadi dia itu setiap hari ke pasar, kebetulan pasar itu binaan saya,” kata Aiptu Ariffudin saat dihubungi, Kamis (6/2/2020).

“Jadi tadi pagi saya patroli di wilayah, saya kebetulan lewat depan rumahnya, rumahnya itu masuk lorong kecil. Sedangkan becaknya itu jauh, kalau jemput di ujung lorong, dia kalau jalan ke becak dengan merangkak,” sambung dia.

ADVERTISEMENT

Ariffudin mengatakan setiap hari Ossong merangkak menyusuri lorong sempit untuk dapat sampai ke jalan besar, tempat becak yang mengantarnya ke pasar menunggu. Ossong merogoh Rp10 ribu setiap kali menggunakan jasa antar becak tersebut.

“Kejadian itu baru tadi pagi. Sebelumnya saya belum kenal, kebetulan tadi saya lihat dia kesulitan mau keluar dari lorong rumahnya, ya sudah saya gendong saja. Becaknya itu dia panggil tukang becaknya di jalan. Menurut dia, selama ini dia panggil becaknya dengan dia telepon,” cerita Arifuddin.

Selama di gendongan, kata Ariffudin, Ossong menceritakan bahwa dia memiliki 5 anak. Anak sulungnya berhasil dia kirim ke universitas untuk mengenyam pendidikan tinggi.

“Jadi, dari pembicaraan saya dengan dia, dia ini inspiratif. Sehari dia main kecapi di pasar bisa dapat Rp 50 sampai 100 ribu, tergantung orang kasih. Dia kerja dari pagi sampai malam,” ujar Arifuddin.

“Dia keluar Rp 20 ribu untuk ongkos ke pasar naik becak, karena sekali jalan Rp 10 ribu bayarnya. Hebat dia bisa kuliahkan anak-anaknya,” imbuh dia.

Ariffudin menuturkan motivasinya membantu Ossong sekadar untuk bekal pahala di akhir usianya. Pernah pada 2019 dia membelikan dan memakaikan celana kepada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

“(Motivasi membantu) untuk di hari kemudian, untuk bekal di hari nanti. Saya sudah lebih 10 tahun jadi Bhabinkamtibmas, saya definitif jadi Bhabinkamtibmas setelah 14 tahun di lalu lintas,” tutur ayah empat anak ini.

“Tahun lalu saya pernah ada di YouTube. Orang rekam saya pakaikan orang dengan gangguan jiwa celana. Direkam lalu ditaruh di YouTube. Itu ditonton dua juta orang. Orang gila itu telanjang di pasar juga, sudah dewasa, karena kasihan dia nggak pakai celana, saya belikan, saya pakaikan,” lanjut dia.

Arifuddin berpesan kepada semua anggota Polri, terkhusus Bhabinkamtibmas, untuk selalu ringan tangan membantu warga. “Tidak peduli berapa rezeki yang kita dapat, saya pikir kerja itu ibadah, kita harus banyak memberi manfaat, apalagi kita polisi,” ucap dia.

Ditanya soal cita-citanya, Arifuddin berharap mendapat kesempatan mengikuti pendidikan perwira alih golongan (PAG). Arifuddin mengaku sempat mengikuti seleksi pendidikan PAG, namun tak lolos. (*/tari)

Sumber: detik.com

ADVERTISEMENT