KORANSERUYA.COM– Harga emas terus merangkak naik. Per hari Senin (27/7/2020), harga per gramnya naik sebesar Rp8 ribu dari harga sehari sebelumnya, sehingga nyaris menyentuh Rp1 juta per gram. Per tanggal 27 Juli, kemarin, harga emas menjadi Rp997.000 per gram.
Harga emas yang hampir menyentuh Rp1 juta per gram tersebut, tercatat yang tertinggi sepanjang sejarah. Bahkan, tercatat harga tertinggi setidaknya dalam 10 tahun terakhir.
Informasi diperoleh KORAN SERUYA dari Informasi Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas 24 karat per hari Senin, 27 Juli 2020 tercatat menyentuh rekor baru sepanjang sejarah. Harga emas per gram dibanderol Rp997.000, naik Rp8.000 dibandingkan dengan posisi Sabtu (25/7/2020) lalu.
Harga emas Antam ukuran terkecil per 27 Juli, yakni 0,5 gram naik Rp6.500 menjadi Rp522.000. Kemudian, berturut-turut harga emas untuk satuan 5 gram, emas Antam per 27 Juli naik Rp40.000 ke posisi Rp4.765.000.
Sementara untuk satuan 10 gram per 27 Juli juga mengalami kenaikan dengan harga Rp9.465.000. Kemudian untuk cetakan 100 gram dihargai Rp93.912.000.
Sementara itu, harga jual kembali (buyback) emas Antam ada di level Rp896.000 per gram, naik Rp7.000. Perlu diingat, harga jual kembali ini belum mempertimbangkan pajak jika nominalnya lebih dari Rp10 juta.
Harga emas melanjutkan tren penguatan setelah berhasil menyentuh level US$1.900 per troy ounce untuk pertama kalinya sejak 2011, sekaligus mencapai harga tertinggi sepanjang masa.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (27/7/2020), pukul 05.17 WIB, harga emas Comex kontrak Desember 2020 naik 0,51 persen atau 9,9 poin menuju level US$1.935,1 per troy ounce. Sementara itu, harga emas spot berhasil naik 0,22 persen atau 4,2 poin ke level US$1.906,22 per troy ounce.
Kedua level itu merupakan posisi tertinggi harga emas sejak 2011 dan menjadi rekor harga baru sepanjang sejarah, yaitu di atas level intraday US$1.921,7 per troy ounce.
Sepanjang tahun berjalan 2020, harga emas telah menguat hingga 25,7 persen, mengungguli kinerja komoditas lainnya yang mayoritas masih berusaha untuk pulih dari koreksi yang cukup dalam akibat pandemi Covid-19.
Bahkan, emas juga berhasil memimpin kinerja aset-aset investasi aman lainnya, seperti yen Jepang yang hanya menguat 2,6 persen sepanjang tahun berjalan 2020 dan indeks dolar AS yang justru melemah 1,86 persen secara year to date.
Investor tampak semakin memburu emas sembari menanti pertemuan The Fed pada pekan depan. Bank Sentral AS itu diperkirakan memangkas suku bunga acuannya ke level rendah, bahkan mendekati minus.
Co-founder Mobius Capital Partners, Mark Mobius mengatakan bahwa ketika suku bunga acuan AS 0 atau mendekati 0, emas akan menjadi sangat atraktif untuk dimiliki. Apalagi, situasi pasar saat ini sangat tidak menentu yang akan mendorong para investor mengumpulkan aset investasi aman, seperti emas.
“Saya akan beli emas sekarang, dan akan terus melanjutkan pembelian,” ujar Mark seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (24/7/2020) lalu.
Senada itu, Analis Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan bahwa sentimen pasar saat ini semakin mendukung harga emas untuk menguat. Faktor utama katalis positif emas adalah stimulus yang disiapkan oleh Pemerintah AS. “Emas masih sangat potensial lanjut menguat,” ujar Wahyu kepada Bisnis.com, Jumat (24/7/2020) lalu.
Selanjutnya, harga emas mengejar level US$2.000 per troy ounce, yaitu level tertinggi emas sepanjang sejarah baru. (*/tari)