WAKTU begitu cepat bergulir. Melesat cepat bagai anak panah. Kita bagai anak panah dipermainkan waktu yang bergulir begitu cepat. Dan, seakan baru kemarin, ternyata kehadiran kami, KORAN SERUYA sudah 5 tahun. Tinggal beberapa hari lagi, tepatnya 15 Juli 2020 kami berusia 5 tahun.
Ya, 15 Juli 2015 silam, media yang bernama HARIAN SEPUTAR LUWU RAYA disingkat KORAN SeruYA ini terbit perdana. Melewati waktu 5 tahun atau sekitar 1.800 hari, cukup melelahkan. Penuh tantangan yang luar biasa. Sangat keras. Baik dari eksternal maupun internal. Apalagi, tahun kelima ini, tantangan terbesar kami hadapi adalah pandemi covid-19 atau coronavirus.
Belum lagi, ketatnya persaingan binis media di tengah kian menjamurnya media online. Tapi, itulah bisnis. Ada tantangan, peluang, pangsa pasar, tergantung strategi bagaimana bisa bertahan di tengah gempuran bisnis media yang menggurita diantara pandemi covid-19. Intinya, kami harus bertahan.
Bertahan dan tetap eksis, tentu saja. Ibarat pesilat yang lagi bertanding, perkuat kuda-kuda.
Mengurai lima tahun perjalanan KORAN SERUYA, modal kami cuma satu, keberanian dengan menghidupkan karya jurnalistik yang lahir dari semangat anak-anak muda. Prinsipnya ‘tidak ada usaha sia-sia’ jadi pemicu semangat untuk selalu berkarya yang terbaik dalam menulis berita-berita. Memenuhi hak publik untuk mendapatkan berbagai informasi terkini, update, berimbang, dan tentu saja bukan HOAX.
Sangat saya sadari– sebagai pemilik dan pimpinan media ini– banyak ‘keluh kesah’ selama mengawaki koran yang berkantor di Jalan Kelapa, Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Saya biasa menyebutnya dengan istilah SUDUT KELAPA.
Dalam lima tahun perjalanan media ini, bongkar ‘pasang’ personel sudah seringkali terjadi. Terutama di awak redaksi. Ada yang masuk bergabung, ada yang keluar dengan berbagai alasan. Ada juga ‘butlis’ atau buttu lisu (baca; kembali bergabung) dengan berbagai alasan juga tentunya.
Di usia lima tahun ini, saya sebut saja salah satu personel KORAN SERUYA yang ‘butlis’, yakni Heriawan Haneng, lebih populer di media sosial dengan nama Hery Ghambo. Boleh saya sebut, Hery ini salah satu ‘perintis’ KORAN SERUYA yang pada akhirnya kembali berlabuh di SUDUT KELAPA.
Di tahun pertama koran ini terbit, saya dan Hery merasakan pahit getirnya berburu deadline. Termasuk Wandi Ismail, sekarang menjabat Anggota KPU Kota Palopo. Bersama Hery dan Wandi Ismail, kami terkadang begadang sampai subuh demi bisa menerbitkan koran ini, dan paginya sampai ke tangan pembaca.
Berburu deadline sampai subuh, berkeringat karena kantor belum memiliki AC, kadang lapar karena tidak sempat pulang makan ke rumah mencicipi masakan istri tercinta, letih nan lelah, menjadi catatan tersendiri tahun pertama KORAN SERUYA terbit. Untunglah, ada KALI MERAH yang senantiasa menemani kami berburu deadline.
Ya, KALI MERAH, judul lagu yang dipopulerkan Doel Sumbang dan Cita Citata ini, menghibur kami sampai dini hari. Ada semangat ketika mendengar bait-bait lagu ini. Apalagi, mendengar lantunan Cita Citata menyanyikan KALI MERAH versi dangdut, semua lelah berganti jadi semangat. Ya, lagu KALI MERAH ini semacam ‘song of struggle’ KORAN SERUYA. Lagu perjuangan istilah Indonesia-nya, hehehehe.
LAGU KALI MERAH CITA CITATA
Lima tahun sudah kami mengawaki media ini. Saya sangat menyadari, dalam usia 5 tahun ini, baik edisi cetak dan online, produk jurnalistik kami masih jauh dari kata sempurna. Namun, kami tetap berupaya hadir menyajikan berita-berita update, terkini, dan tidak HOAX. Ini untuk memenuhi hak publik akan informasi. Prinsipnya, kami berusaha produk jurnalistik KORAN SERUYA tetap ‘paripurna’ di tengah banyak keterbatasan, sebagaimana koran-koran terbit harian pada umumnya.
Meski beberapa hari lagi KORAN SERUYA genap berusia lima tahun, Jumat (29/5/2020), kami meluncurkan logo HUT ke-5 media ini.
Di catatan HUT ke-5 KORAN SeruYA ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang selama ini telah mensupport, mengkritik, bahkan haters media ini yang selalu ‘mencaci’ media ini melalui media sosial. Karena Anda sekalian kami bisa berkompetisi secara sehat. Dan kompetisi itulah yang menghasilkan KORAN SeruYA bisa memasuki usia ke-5 sampai hari ini.
Dan tak pernah bosan dalam setiap momentum ulang tahun, saya dan barisan awak KORAN SeruYA kembali mengucapkan terima kasih. Sebesar-besarnya. Kepada seluruh pembaca setia kami. Tak lupa juga kepada teman-teman relasi bisnis, seluruh partai politik, ormas hingga agen dan pengecer koran ini. Koran ini sukses bisa melangkah ke usia 5 tahun karena dukungan Anda semua.
Kepada seluruh personel KORAN SeruYA. Di redaksi, pemasaran, iklan dan keuangan yang sekarang maupun yang dulu. Terima kasih juga yang tak terhingga. Terkhusus kepada istriku tercinta, Irmawati, terima kasih atas dukungannya selama ini. Tidak mudah jadi istri jurnalis, yang waktunya lebih banyak tersisa demi memenuhi jadwal terbit. Buat anak-anakku, Wisnu Ainun Prestiawan dan Muh Adhitya Dirga yang menjadi penyemangatku. Satu kata, bagi All Crew KORAN SeruYA, keberanian untuk berubah itu belum usai!. (**)
Chaerul Baderu
– Chairman KORAN SERUYA