Cerita Haerul, Si Penangkap Oarfish ‘Penanda Gempa dan Tsunami’ di Laut Kepulauan Selayar

3863
Ikan Oarfish ditangkap di Selayar (dok ist)
ADVERTISEMENT

KEMUNCULAN ikan oarfish di laut Kepulauan Selayar, Sulsel berujung heboh di media sosial. Ikan tersebut dipercaya sebagai penanda gempa dan tsunami.

Ikan oarfish sepanjang empat meter lebih itu ditemukan oleh seorang nelayan bernama Haerul, 29 tahun, warga Turungan Beru, Kecamatan Herlang, Bulukumba.

ADVERTISEMENT

Haerul mengatakan, dia bersama tujuh rekannya sudah delapan hari mencari ikan di sekitar Pelabuhan Pamatata, Selayar. Hingga pada hari terakhir, kapal Anugerah Indah yang ditumpanginya dihampiri ikan oarfish pada Minggu (8/12) lalu.

“Saya kemarin sudah 8 hari (melaut). Pas hari ke delapan, langsung saya lihat muncul ikannya pada siang hari sekitar pukul 12.00 WITA,” kata Haerul,
Selasa (10/12/2019).

ADVERTISEMENT

“(Oarfish-ditemukan) di bagian timur Selayar, sekitar 7-8 mil dari Pelabuhan Pamatata,” sambung Haerul, merincikan keterangannya.

Awalnya, kata Haerul, ia mengira jika ikan oarfish yang menghampiri kapalnya hanya tali yang tersangkut lantaran kulit ikan tersebut sangat bening. “Dia (ikan oarfish) sudah loyo sekali mi. Tiba-tiba muncul ke permukaan, saya pikir tali saja, karena ikan begitu kalau pas di laut, dia cuma warna bening saja. Kecuali kalau sudah mati dia berubah warna, jadi silver dia, campur hitam, kayak bintik bintik,” katanya.

Ikan Oarfish ditangkap di Selayar (dok ist)

Haerul mengaku, ia dan rekannya sempat ragu atau takut karena pertama kali melihat ikan oarfish. “Pertama saya lihat, saya pikir, ih, apa ini, barusanku saya lihat ikan begitu, jadi agak ragu meki, takut, nanti dibilang ganas ki,” katanya.

“Kan ndag pernah kita orang-orang di sini di sekitar Bulukumba, sekitar perairan Selayar, Teluk Bone saja ndag ada yang pernah yang begitu (menemukan ikan oarfish),” imbuhnya.

Setelah mengevakuasi ikan oarfish ke atas kapalnya, lanjut Haerul, ia mencari tahu jenis ikan yang ia temukan lewat mesin pencari atau Internet. “Saya lihat infonya ternyata ikan begini (oarfish). Iya oarfish yang dipercaya, kalau mitosnya orang Jepang penanda gempa-tsunami,” katanya.

Kemudian pada keesokan harinya, Senin (9/12) sekitar pukul 10.00 WITA, Haerul dan rekannya membawa oarfish tersebut ke Pelabuhan Bira, Bonto Bahari. Warga di pelabuhan akhirnya geger lantaran percaya ikan tersebut sebagai penanda datangnya gempa dan tsunami.

“kalau warga di kampung kayak parnomi, seolah-olah dibilang oh (akan gempa-tsunami). Percaya sekali dengan mitos-mitos yang begitu, orang di kampung begitu mi (cenderung percaya),” katanya.

Saat ditanya ikan oarfish itu selanjutnya dibawa kemana, Haerul mengaku telah membuang ikan tersebut ke laut di sekitar pelabuhan karena tidak ada warga yang mau membelinya. “Sudah dibuang. Kemarin itu (sempat) dibawa ke darat itu karena untuk sekadar info ji ke Warga,” ujar Haerul.

“Karena kan mitosnya begitu (akan ada gempa dan tsunami) agak ramai juga toh. Jadi mau tidak mau kita infokan saja ke warga. Bukan untuk menakut-nakuti, tapi waspada saja toh,” katanya.

Haerul mengatakan, penemuan ikan oarfish tersebut adalah pengalamannya yang pertama alias langka. “Kalau saya baru mau 2 tahun melaut. Cuma kapal yang pertama dapat ikan begitu, ‘Anugerah Indah’ ji yang pertama,” kata Haerul. (*/tari)

Sumber: detik.com

ADVERTISEMENT