PALOPO–Kasus positif virus corona atau Covid-19 terus meningkat di tiga kabupaten di Luwu Raya. Minus Kota Palopo yang jumlah kasusnya tercatat 3 positif, tiga daerah lainnya terus melonjak, yakni Kabupaten Luwu Timur, Luwu Utara, dan Luwu.
Secara kumulatif, jumlah kasus positif covid-19 di Luwu Raya per tanggal 21 Mei 2020, kemarin, sebanyak 153 kasus. Terbesar di Kabupaten Luwu Timur dengan kumulatif 89 kasus. Terjadi lonjakan kasus di daerah berjuluk ‘Bumi Batara Guru’ sebanyak 24 kasus positif sesuai hasil pemeriksaan swab yang diterima Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Luwu Timur, Rabu (20/5/2020), sehingga totalnya sebanyak 89 kasus positif. Per tanggal 21 Mei, Kamis kemarin, nirkasus dilaporkan di Lutim.
Jumlah kasus positif covid-19 di Luwu Timur diprediksi masih akan terus bertambah. Namun demikian, dari 89 kasus positif tersebut, sebanyak 8 pasien dinyatakan sembuh dan nirkasus meninggal dunia.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Lutim, Masdin, mengatakan, peningkatan angka positif di daerah itu dibarengi pasien sembuh juga meningkat. Katanya, hal tersebut membuktikan pihaknya terus bekerja. Meski begitu, diakuinya kasus infeksi lebih tinggi dibandingkan kasus kesembuhan.
“Alhamduillah pasien covid-19 yang telah dinyatakan sembuh sudah ada 8 orang. Ya memang ada pula peningkatan angka positif dan itu bukti bahwa kita sedang bekerja. Kita butuh doa dan dukungan agar semua ini dapat kita kendalikan,” kata Masdin.
Sementara Kabupaten Luwu Utara mencatat sebanyak 40 kasus positif covid-19. Namun demikian, per tanggal 20 Mei 2020, terdata sebanyak 15 pasien sembuh dan nirkasus positif meninggal dunia.
Ada penambahan 5 kasus positif di Luwu Utara, Kamis (21/5/2020), kemarin. Penambahan 5 kasus ini membuat kumulatif positif di daerah ini naik jadi 40 kasus.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Luwu Utara (Lutra), Komang Krisna mengisyaratkan, jumlah kasus positif di Lutra diprediksi masih akan bertambah. Sebab, sampai saat ini, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan swab sebanyak 56 spesimen dari hasil kontak traking pasien positif corona di daerah itu, termasuk swab sejumlah tenaga medis.
“Kami masih menunggu hasil pemeriksaan spesimen swab dari BBLK dan BTKL Makassar sebanyak 56 spesimen terdiri dari hasil kontak tracing dan tenaga kesehatan (Nakes). Kita berharap, dari 56 spesimen tidak ada lagi yang positif,” kata Komang Krisna.
Komang mengimbau masyarakat agar saling bahu membahu dalam penanganan covid-19. Sebab katanya, penanganan covid menjadi telah menjadi tanggungjawab semua orang. Dia mengingatkan pentingnya jaga jarak pada saat berkomunikasi, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, serta tidak keluar rumah jika tak ada kepentingan yang mendesak.
“Karena kita tidak pernah tahu bahwa diluar banyak sekali kasus yang memiliki potensi untuk menularkan ke kita penting bagi seluruh masyarakat untuk menggunakan masker, karena ketika seseorang berada di luar rumah akan ada banyak sekali ancaman penularan virus,” katanya.
Dari Kabupaten Luwu, Direktur RSUD Batara Guru Belopa yang tergabung dalam Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Luwu, dr Daud Mustakim, merilis jumlah pasien positif covid-19 di Luwu per tanggal 20 Mei 2020 sebanyak 21 kasus. Pasien ke-21, kata dr Daud, seorang seorang bocah berusia 9 tahun, inisial AR, warga Kecamatan Suli.
Sesuai hasil kontak tracing, bocah AR tertular covid-19 dari ibunya yang telah menjalani perawatan medis di salah satu RS di Makassar. “Penambahan kasus positif ini (Ar) masuk dalam Klaster Kapurung, dimana ibu AR juga terinfeksi dari Klaster Kapurung,” kata dr Daud.
Kota Palopo sendiri mencatat jumlah kasus positif sebanyak 3 kasus. Namun dari 3 kasus tersebut, kasus ’01’ inisial HY telah dinyatakan sembuh, dan dua kasus lagi, yakni pasien ’02’ Ny Bj masih dirawat di salah satu RS di Makassar, dan pasien ’03’ UG (27) menjalani karantina di salah satu hotel di Makassar.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Palopo, dr Ishak Iskandar, berharap tidak ada lagi tambahan kasus positif di Kota Palopo. Juga dr Ishak berharap, dua pasien ini segera sembuh dan pulih agar bisa berkumpul kembali dengan keluarganya di Palopo. “Mari kita doakan,” katanya.
Nah, di tengah kian melonjaknya angka kasus positif covid-19 di tiga daerah di Luwu Raya, berbagai kalangan mendesak agar segera diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sebab, dikhawatirkan penyebaran virus corona di tiga daerah tersebut akan terus membengkak jika tidak dilakukan PSBB.
Khusus di Luwu Timur, Fraksi Partai Nasdem DPRD Lutim mengusulkan Pemkab setempat sebaiknya memberlakukan PSBB mengingat warga yang tertular virus corona sudah hampir menyentuh angka 100 orang.
Ketua Fraksi Nasdem DPRD Lutim, HM Siddiq BM mengatakan, Pemkab Lutim melalui Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 perlu mengambil langka konkrit dalam menekan meningkatnya kasus positif. “Fraksi Nasdem mengusulkan sebaiknya diberlakukan PSBB guna menekan laju penularan dan penyebaran corona,” kata Wakil Ketua I DPRD Luwu Timur ini, kemarin.
Siddik juga mendorong pemerintah daerah kabupaten setempat memprioritaskan penggunaan anggaran untuk penanganan Covid-19 dan dampak sosialnya. “Anggaran daerah paling tidak 50 persen dari belanja modal daerah di APBD 2020 dialokasikan untuk penanganan corona, inklud didalamnya kesiapan daerah melaksanakan PSBB yang sudah mendesak di Lutim,” katanya.
Senada itu, Ketua DPC Pospera Luwu Timur, Erwin R Sandi, menyarankan Pemkab Lutim segera mengusulkan PSBB ke Menteri Kesehatan merujuk Permenkes No 9 Tahun 2020. “Melihat dari angka peyebaran covid-19, termasuk sudah terjadi penularan covid-19 secara transmisi lokal di Lutim, sudah saatnya Pemkab Lutim mengajukan PSBB,” saran Erwin.
Menurut Erwin, tujuan PSBB untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran virus COVID-19. “Pembatasan kegiatan yang dilakukan antara lain peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan keagamaan dan pembatasan kegiatan-kegiatan lainnya di tempat umum,” katanya.
Desakan agar pemerintah di Luwu Raya, terutama tiga daerah yang jumlah kasus positif covid-19 terus melonjak dan telah terjadi penularan secara transmisi lokal, Nirwan Yusuf ikut mendesak agar segera diberlakukan PSBB. Bahkan, Nirwan menyarankan sebaiknya dilakukan secepatnya, paling tidak setelah lebaran. “PSBB di Luwu Raya sudah mendesak, karena jumlah kasus terus bertambah dan sudah terjadi transmisi lokal,” kaya mantan Sekjen PP IPMIL tahun 1994-1996 ini.
Nirwan khawatir, jika PSBB tidak dilaksanakan, maka penyebaran covid-19 akan terus bertambah dan ujung-ujungnya semakin tidak terkendalikan. “Sebelum terlambat, sebaiknya empat kepala daerah di Luwu Raya duduk bersama membahas PSBB,” katanya.
Datu Luwu, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau ikut angkat suara. Dikatakan Datu Luwu, pasien positif covid-19 di Luwu Raya terus meningkat, disusul penyebaran telah terjadi secara transmisi lokal, sudah saatnya diterapkan PSBB di wilayah Luwu Raya.
“Angka kasus positif Covid-19 sudah semakin banyak. Luwu Raya saatnya PSBB,” kata Datu Luwu.
Masalah utama saat ini, sebagian masyarakat tidak patuh terhadap imbauan pemerintah. Sikap tersebut juga sangat merugikan masyarakat lainnya yang selama ini sudah patuh. “Karena itu, PSBB sudah saatnya agar masalah Covid-19 bisa lebih cepat diatasi. Jangan sampai, kebijakan-kebijakan memutus rantai penyebaran Covid-19 terlambat diberlakukan. Jika PSBB di Luwu Raya, maka lebih cepat Covid-19 teratasi,” katanya.
Agar PSBB bisa terlaksana baik di Luwu Raya, saran Datu Luwu, empat pemerintah daerah duduk bersam dan saling bahu membahu. “Dengan kekompakkan empat pemerintah daerah, Insya Allah, PSBB akan terlaksana baik dan Covid-19 bisa segera teratasi,” katanya. (***)