Luwu Utara–Menanggapi Tim SAR Kab. Luwu Utara dan BPBD Luwu Utara yang tidak kunjung hadir di tengah pencarian salah satu kader HMI yang menjadi korban perahu tenggelam bertempat di muara Sungai Desa Pengkajoang, Sabtu 15 Mei 2021 kemarin, di kecamatan Malangke Barat, membuat HMI Cabang Palopo ikut bereaksi.
Melalui Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Palopo, Rival Rinaldi serta Reski selaku Ketua Komisariat Ilagaligo menyatakan mengecam keras atas ketidakbecusan Kepala BPBD Luwu Utara dalam melakukan koordinasi ke bawahannya dalam menangani musibah tersebut.
Dalam siaran persnya yang dikirim ke redaksi Koran Seruya, HMI Cabang Palopo menyebut BPBD dan jajarannya diduga tidur nyenyak pada saat pencarian korban kemarin. Di saat korban ditemukan mereka sudah terbangun dan mulai bergerak menuju kediaman almarhum untuk mengambil dokumentasi.
Hal ini jelas bertolak belakang dengan visi misi BPBD dan tujuan tim Basarnas kabupaten Luwu Utara dibentuk, bunyi siaran pers tersebut, imbuhnya.
Menyikapi hal tersebut, HMI Cabang Palopo mendesak:
– Bupati Luwu Utara memberi sanksi secara tegas terhadap setiap orang yang bergabung dalam Tim SAR Lutra.
– Meminta Bupati Lutra mencopot kepala BPBD Kab. Lutra dari jabatannya.
– Jika hal ini tidak dipenuhi maka kami pastikan secara kelembagaan akan melakukan aksi demonstrasi secara besar-besaran di depan kantor Bupati Lutra.
Demikian isi Press Release HMI Cabang Palopo, Minggu, 16 Mei 2021.
Sempat Diusir Rekan Almarhum
Sebelumnya diberitakan, salah seorang warga Desa Tingkara Kecamatan Malangke dikabarkan meninggal di Sungai Desa Pengkajoang Kecamatan Malangke Barat Kabupaten Luwu Utara, Sabtu, 15 Mei 2021, malam.
Diketahui korban, Abdul Muhaimin (23) merupakan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Ilagaligo Masamba Cabang Palopo yang meninggal saat hendak memancing ikan di sekitar muara Sungai Pengkajoang bersama rekannya, Rizky Adi Nugraha (21).
Namun, Mahasiswa Stisip Fisipol Palopo itu telah ditemukan sudah tak bernyawa lagi, sementara rekannya, Risky Adi Nugraha (21) berhasil selamat setelah ditolong oleh warga sekitar, saat melakukan penyisiran di area aliran sungai.
Waktu berselang. Dalam proses tahapan evakuasi tersebut, Ketua Komisariat Ilagaligo, Reski sangat menyayangkan, karena aksi tanggap darurat dinilai sangat lambat dilakukan oleh pihak BPBD Luwu Utara.
Tidak “gercep”nya BPBD Luwu Utara membuat sebagian kalangan menaruh kekecewaan mendalam.
Saat tim Basarnas Palopo dan BPBD Lutra hendak minta pamit di area teras rumah, beberapa rekan almarhum melakukan pengusiran, karena tim BPBD Luwu Utara dianggapnya hanya datang melakukan dokumentasi di rumah korban.
Menurut Reski, saat rekannya diketahui hilang sekitar pukul 18:30 Wita, Pihaknya bergegas melakukan komunikasi ke pihak BPBD tetapi BPBD tidak kunjung datang melakukan pencarian hingga korban ditemukan sendiri oleh masyarakat setempat dengan bantuan jaring (pukat) atau alat seadanya.
“Kami melakukan koordinasi ke pihak BPBD tetapi tidak kunjung datang hingga teman kami ditemukan oleh warga setempat,” kata Reski dalam keterangannya, Minggu 16 Mei 2021, dini hari tadi.
Ironinya, lanjut Reski, pihak BPBD Luwu Utara hanya tiba di rumah duka sekitar pukul 01:30 dini hari dan hanya melakukan dokomentasi tetapi tidak ke tempat kejadian perkara.
“Tim BPBD Lutra Hanya tiba di rumah duka tidak ke lokasi kejadian dan ironisnya tim BPBD Lutra hanya 2 orang yang datang ke rumah duka selebihnya tim dari Basarnas Kota Palopo,” tegas Reski.
(*)