Idham Aziz Disetujui Jadi Kapolri, Ini Sepak Terjangnya Mulai Tangkap Tommy Hingga Tumpas DR Azahari

960
Komjen Pol Idham Aziz bersama istri
ADVERTISEMENT

JAKARTA–Komisi III DPR menyetujui Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri, Komjen Pol Idham Aziz sebagai Kapolri. Keputusan itu diambil setelah uji kelayakan dan kepatutan (Fit and Proper Test) terhadap Idham Aziz dilakukan.

“Seluruh fraksi aklamasi untuk menyetujui Komjen Idham Aziz menjadi Kapolri. Yang mana sore ini keputusan tingkat pertama,” ujar Ketua Komisi III DPR Herman Herry di Ruang Rapat Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/10/2019), kemarin.

ADVERTISEMENT

Keputusan hari ini bakal dibawa ke rapat paripurna DPR besok. “Setuju?” tanya Herman Herry, Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, yang dijawab setuju oleh para anggota DPR komisi III yang hadir.

Sementara itu, Idham Aziz menyampaikan terimakasih atas pelaksanaan proses fit and proper test. “Dalam ruang mulia ini dan terhormat ijin saya berikan komitmen laksanakan tugas dengan baik dan tanggungjawab dengan slogan pengabdian terbaik untuk institusi Polri,” kata Idham Aziz.

ADVERTISEMENT

“Dengan demikian, selesai uji kelayakan dan pengambilan keputusan. Saya atas nama pimpinan Komisi III mengucapkan terima kasih. Semoga apa yang diputuskan berguna bagi Polri dan bangsa,” kata Herman Herry.

Tak hanya itu, Komjen Pol Idham Azis berjanji bakal mengurangi pertemuan dengan anggota Polri di rumah dinas jika menjabat sebagai kapolri nanti. Menurut Idham, biasanya para anggota Polri itu mendatangi rumah dinas kapolri untuk meminta jabatan, mempertahankan jabatan, ataupun meminta sekolah.

“Kalau saya diberi amanat, saya mungkin kurang-kurangin menerima anggota ke (Jalan) Pattimura (rumah dinas Kapolri) karena saya tahu kalau menghadap itu ada tiga yang diminta (yaitu) jabatan, mempertahankan jabatan, sama minta sekolah,” kata Idham, dilansir KORAN SERUYA dari Sindonews.

Di samping itu, Idham mengaku sering meminta istri dan anak-anaknya untuk tidak mencampuri urusan pekerjaannya di kepolisian. Ia meminta sang istri, Fitri Handari fokus mengurusi rumah tangga.

“Saya selalu bilang sama istri, kamu urusnya di dapur, sumur, sama kasur saja. Kalau tidak pakai prinsip itu, lama-lama istri bisa jadi bintang empat setengah tadi. Terus lama-lama bisa bintang tujuh, obat sakit kepala itu,” tandas mantan Kapolda Metro Jaya itu.

SARAT PENGALAMAN

Presiden Jokowi telah mengusulkan Kabareskrim Polri Komjen Pol Idham Azis sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Pol Tito Karnavian. Usulkan tersebut dituangkan dalam surat presiden (supres) yang dikirim ke DPR, Rabu (23/10/2019) lalu.

Idham merupakan salah satu perwira tinggi (Pati) Polri yang punya segudang prestasi. Berbagai jabatan di Korps Bahayangkara pun pernah ditempati hingga ke kursi kepala Bareskrim Polri.

Selain kariernya cemerlang, Idham juga sering dilibatkan dalam tim satuan tugas untuk mengungkap perkara-perkara yang menjadi sorotan publik. Ini karena ia memiliki latar belakang sebagai reserse dan anti teror.

Pada Desember 2001, Idham jadi anggota Tim Kobra untuk menangkap Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) di bawah pimpinan Tito Karnavian. Saat itu, Idham bertugas di Unit Harda Polda Metro Jaya.

Selain itu, Idham juga ikut menumpaskan otak bom Bali Dr Azahari di Batu, Malang pada 2005. Saat itu, Idham menjabat Kepala Unit Riksa Subden Investigasi Densus Polri.

Lagi-lagi, Idham kerja bareng Tito dan tim lain di antaranya Petrus Reinhard Golose, serta Rycko Amelza Dahniel dan lainnya. Mereka mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Kapolri saat itu Jenderal Pol Sutanto.

Usai berhasil melumpuhkan otak bom Bali Dr Azhari pada 9 November 2005, Idham kembali mendampingi Tito terbang ke Poso, Sulawesi Tengah untuk menuntaskan kasus mutilasi tiga gadis Kristen. Selanjutnya, Idham ikut menumpaskan dua teroris kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Saat itu, Idham menjabat sebagai kapolda Sulawesi Tengah.

Saat menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Idham mengungkap kasus pembunuhan dan sodomi 14 anak jalanan. Pelaku ditangkap pada 9 Januari 2010. Saat jadi kapolda Metro Jaya, Idham mengungkap kasus penyeludupan ganja seberat 1,3 ton dari Aceh ke Jakarta dan penyelundupan sabu-sabu 1,6 ton dari Taiwan di Anyer, Banten.

Kemudian, Idham terlibat juga dalam Operasi Camar Maleo bersama TNI untuk menangkap kelompok teroris Santoso di wilayah pegunungan Poso, Sulawesi Tengah pada awal tahun 2015. Selain itu, Idham juga berhasil menjaga situasi keamanan dan ketertiban menjadi kondusif dan aman saat Jakarta sebagai tuan rumah perhelatan Asian Games 2018. (***/cbd)

ADVERTISEMENT