Inovator Kejar Stunting Asal Luwu Utara Paparkan Praktik Baik Penanganan Stunting di Sulsel

98
Inovator Kelas Pijat Bayi Risiko Stunting atau Kejar Stunting, dr Nisma tampil sebagai Narasumber Lokakarya Pembelajaran Inovasi Daerah (Peer Learning) Mengenai Penanganan Stunting di Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (27/6/2022), di Hotel Four Points by Sheraton, Makassar. (Foto : Pemkab Luwu Utara)
ADVERTISEMENT

Makassar — Inovator Kelas Pijat Bayi Risiko Stunting atau Kejar Stunting, dr Nisma tampil sebagai Narasumber Lokakarya Pembelajaran Inovasi Daerah (Peer Learning) Mengenai Penanganan Stunting di Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (27/6/2022), di Hotel Four Points by Sheraton, Makassar.

Nisma sebagai Narasumber pertama pada sesi II Sharing and Learning Praktik Baik Inovasi Pengurangan Stunting di Provinsi Sulawesi Selatan. Disusul Chaidir S.STP., inovasi Lorong Pengendali Stunting (LOPIS) yang juga Kepala Dinas P2KB Makassar, serta inovator Komunitas Ibu Cerdas, Fatmawati, SKM.

ADVERTISEMENT

Sarwan dari USAID ERAT memandu jalannya sesi II Sharing and Learning Praktik Baik Inovasi Pengurangan Stunting di Sulsel. Untuk diketahui, hanya ada beberapa daerah yang diundang khusus untuk mengikuti lokakarya ini, di antaranya Makassar, Luwu Utara, Enrekang, Sinjai.

Nisma dalam pemaparannya menyampaikan inovasi Kejar Stunting telah diimplementasikan sejak 2019 di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanalili. Kata dia, inovasi ini lahir terinspirasi dari tingginya kasus bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di Kecamatan Tanalili, yaitu 26 kasus per Desember 2019.

ADVERTISEMENT

“Inovasi Kejar Stunting ini fokus pada bayi-bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah, karena salah satu faktor risiko bayi yang lahir dengan BBLR itu bisa mengalami stunting,” kata Nisma di hadapan para peserta lokakarya.

Ia menyebutkan, salah satu tujuan dari inovasi ini adalah bagaimana meningkatkan berat badan bayi, sehingga tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan alias stunting. “Rata-rata kenaikannya itu bisa 100 sampai 200 gram,” sebut Nisma.

Ia mengakui bahwa inovasi Kejar Stunting ini bukan satu-satunya, tetapi salah satu solusi dalam penurunan stunting di Kabupaten Luwu Utara. “Dua tahun terakhir inovasi ini terbukti berkontribusi terhadap pencapaian SDG’s point ketiga, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang,” pungkasnya.

Selain Nisma, Lokakarya ini juga dihadiri Kepala DP3AP2KB Andi Zulkarnain, Kabag Organisasi Muhammad Hadi, Kabid Inovasi Bappelitbangda Aisyah, dan Tim Pelaksana Warkop Indah. Kegiatan ini dibuka Asisten Daerah III Provinsi Sulsel Tautoto T Ranggina, dan dihadiri Maureen Laisang dari USAID.

Lokakarya ini berlangsung dua sesi, Sesi I Strategi dan Kebijakan Percepatan Pengurangan Stunting. Sesi ini dipandu Prof Sangakala, MA. Pembicara sesi ini adalah Iing Mursalim dari TP2AK Sekretariat Wakil Presiden, Kepala Bappelitbangda Sulsel Darmawan Bintang dan Plt. Kadis Kesehatan Provinsi Sulsel. (LH)

ADVERTISEMENT