Jilbab, Pengganti Masker Anti Corona? 

2078
ADVERTISEMENT

KORANSERUYA–Bagi perempuan berhijab, tentu bukan hal yang aneh memanfaatkan bagian ujung jilbabnya sebagai masker saat berada di luar ruangan, entah melindungi wajah dari panas matahari atau polusi. Tapi, bagaimana dengan efektivitasnya?

Yang pasti, jangan berharap jilbab bisa melindungi dari penularan virus atau bakteri, meski wajah telah tertutupi.

ADVERTISEMENT

“Akan beda fungsinya,” terangt dokter spesialis penyakit dalam Dr. dr Muhammad Ilyas, SpPD, K-P, SpP(K) di Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Namun saat keadaan darurat dan berada di lingkungan yang ramai, tak ada salahnya sementara menggunakan jilbab sebagai masker.

ADVERTISEMENT

“Tentu mungkin akan lebih membantu daripada tidak sama sekali,” ucap dia.

Masker yang bisa memproteksi bakteri dan virus dan disarankan penggunaannya, kata Ilyas, adalah masker bedah berwarna hijau dan masker N-95.

Ilyas menjelaskan, dalam memproteksi diri dari bakteri dan virus, masker N-95 lebih baik daripada masker bedah. Hanya saja, harganya memang lebih mahal.

“Dari sisi harga lebih mahal, masyarakat akan keberatan belinya. Kedua ada yang menyatakan (masker N-95) tidak nyaman karena dia akan menekan (area hidung), pori-pori lebih terbatas. Ada pasien bilang napas jadi sesak,” sebut Ilyas.

Masker bedah atau surgical mask merupakan jenis masker sekali pakai yang mudah dijumpai dan sering digunakan tenaga medis saat bertugas. Masker bedah dapat dijadikan pilihan untuk mencegah penyebaran virus Corona karena memiliki lapisan yang mampu menghalau percikan air liur.

Meski begitu, masker ini lebih efektif bila dikenakan oleh orang yang sedang sakit untuk mencegah penularan kuman ke orang lain, ketimbang oleh orang yang sehat untuk melindungi diri dari penyakit.

Kebanyakan masker bedah terdiri dari 3 lapisan yang memiliki fungsi berbeda, yaitu: lapisan luar, yang antiair, lapisan tengah, yang berfungsi sebagai filter kuman dan lapisan dalam, yang berguna untuk menyerap cairan yang keluar dari mulut.

Anda tidak disarankan menggunakan masker tanpa ketiga fungsi tersebut karena tidak efektif dalam mencegah penyakit menular, seperti infeksi virus Corona.

Masker bedah bisa didapatkan dengan harga yang murah. Ditambah lagi, masker ini juga biasa dimanfaatkan untuk penggunaan sehari-hari. Namun, masker ini agak sedikit longgar ketika digunakan, sehingga memungkinkan partikel kecil atau udara masuk melalui sisi tepi masker.

Masker N95 juga disarankan untuk mencegah penularan virus Corona. Masker yang cenderung lebih mahal dari masker bedah ini tidak hanya mampu menghalau percikan air liur saja, tapi juga partikel kecil di udara yang mungkin mengandung virus.

Dibanding masker bedah, masker N95 terasa lebih ketat pada wajah karena telah didesain secara pas untuk menutupi hidung dan mulut orang dewasa. Pada anak-anak, penggunaan masker ini tidak disarankan karena ukuran masker bisa terlalu besar sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang cukup.

Walaupun daya lindungnya lebih baik, masker N95 tidak disarankan untuk penggunaan sehari-hari. Hal ini disebabkan desainnya yang membuat orang yang memakai bisa sulit bernapas, gerah, dan tidak betah memakainya dalam jangka waktu yang agak lama.

Berikut panduan menggunakan masker yang benar:

– Pastikan Anda telah mencuci tangan dengan benar.
– Jika Anda menggunakan masker bedah, pastikan sisi luar adalah yang berwarna hijau dan sisi dalam yang berwarna putih.
– Pasang tali masker dengan baik. Jika tali masker perlu diikat, ikat bagian atas terlebih dahulu, kemudian bagian bawahnya.
– Pastikan masker menutupi hidung, mulut, dan dagu dengan sempurna. Pastikan pula bagian yang ada logamnya berada di batang hidung.
– Lekukkan strip logam mengikuti lekukan hidung hingga tidak ada menyisakan lubang.
– Hindari menyentuh bagian tengah masker saat menggunakan dan melepas masker.
– Buang masker ke tempat sampah dan cuci tangan Anda hingga bersih setelah menggunakan masker. (iys)

ADVERTISEMENT