Kenapa Sopir Gak Banting Setir ke Kiri ? Soal Kecelakaan Maut di Balikpapan

1208
Mobil ringsek usai laka maut di muara ampak Balikpapan (foto: twitter)
ADVERTISEMENT

Jakarta – Kecelakaan tragis truk tronton disebabkan karena rem blong di turunan wilayah Muara Rampak, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Pakar keselamatan berkendara menyoroti kompetensi sopir yang membawa kendaraan besar tersebut.

ADVERTISEMENT

“Nggak semua pengemudi memiliki kompetensi yang benar. Kompetensi tidak hanya pada saat aman tapi juga bagaimana sikap, tindakan dan keputusan dia benar saat darurat,” ujar Pendiri sekaligus pengajar senior di Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Sumana, Jumat (21/1/2022).

Lebih lanjut saat sopir dihadapkan dalam kondisi darurat, seharusnya memilih opsi yang bisa meminimalisir risiko. Apalagi keputusan itu diburu dengan waktu dalam hitungan detik.

ADVERTISEMENT

“Saat darurat dia harus bisa melihat dan mengambil keputusan benar dalam hitungan detik, melalui pencegahan tindakan operasional. Masalah rem, engine stall, ban pecah slip dan lain-lain, apa rumusnya. Harus paham,” terang Sony.

Detik-detik terjadinya kecelakaan terekam kamera CCTV di sekitar kejadian. Terlihat truk tronton berkelir coklat tiba-tiba melaju cepat di jalan menurun, lalu menghantam sejumlah kendaraan yang tengah berhenti di lampu merah dari arah belakang.

Sony menambahkan sopir truk tronton itu dihadapkan pada opsi untuk menghindari kecelakaan yang lebih parah. Tetapi malah memilih untuk lurus di mana mengakibatkan korban jiwa berjatuhan. Hal ini erat kaitannya dengan kompetensi mengemudi.

“Lurus ketemu kendaraan kecil yang tidak fatal buat dia, tapi fatal untuk orang lain,” kata Sony.

“Banting steer ke kiri, ketemu pohon, fatal buat dia tapi kecil resiko buat orang lain. Banting steer kanan ketemu kendaraan lain yang berlawanan arah, fatal buat dia,” sambung Sony.

Sony mengatakan kompetensi pengemudi kendaraan besar perlu menjadi perhatian. Sebab tanggung jawab tak hanya menyangkut barang bawaan, tetapi juga besar resikonya pada keselamatan orang lain. Menurut Sony, memiliki Surat Izin Mengemudi saja tidak cukup

“Akal sehat mengalahkan tanggung jawab dia terhadap keselamatan orang lain. Ini karena tidak kompeten dan punya SIM belum tentu kompeten,” tambah Sony, dilansir dari Detik.com (*Mat)

 

 

ADVERTISEMENT