PALOPO–Komisi II DPRD Palopo melakukan kunjungan kerja (study tiru) selama 5 hari ke Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, sejak Selasa (16 Juni 2020) lalu.
Sementara itu, Kadis Kominfo Mamuju mengatakan, keberadaan Kelompok KIM ini dimaksudkan untuk menjadi sebuah media dalam menginformasikan seluruh program Pemerintah, serta menjadi wadah untuk mengedukasi masyarakat selain tentunya menangkal isu-isu bohong alias hoaks di tengah masyarakat. “KIM selain bertugas sebagai penyambung lidah Pemerintah, juga melakukan pemberdayaan masyarakat, sehingga apa yang belum diketahui masyarakat, KIM ini nanti akan menjadi mediator dari sumber-sumber informasi yang kemudian disampaikan kepada masyarakat,” kata Artis Efendi, Kadis Kominfo Mamuju.
Ia mengimbuh, KIM di daerahnya juga bertugas terjun ke lapangan yang bertujuan untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat, selain itu juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan-keluhan terkait pembangunan daerah yang nantinya akan diteruskan kepada kepala daerah maupun pimpinan perangkat daerah maupun stakeholder terkait.
Sedangkan Kadis Kominfo Palopo, Baso Akhmad yang hadir dalam kegiatan kunjungan kerja dalam rangka study banding atau studi tiru mengenai Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) itu lebih melihat kepada aspek manfaat dan akses serta tujuan KIM dibentuk Pemkot Palopo.
“Kalau bicara anggaran tentu saja kita masih jauh, mereka Rp228 Juta sedangkan kita masih kecil, itupun karena Pandemi anggaran dipangkas dengan adanya Refocusing, tetapi paling tidak kita bisa belajar dan mendapat tambahan ilmu, dari studi banding ini, bahwa di Mamuju KIM yang mereka bentuk berafiliasi dengan UKM atau Usaha Kecil Menengah, sedangkan kita di Palopo memang pure (murni) KIM semata, ini yang menjadi tantangan kita, harapannya ke depan, KIM di Palopo bekerjasama dengan stakeholder Pariwisata seperti saran Pak Harisal A Latif (DPRD Palopo) agar potensi pariwisata di Palopo bisa tersebar luas salah satunya melalui KIM,” beber Baso.
Ia menambahkan, jika KIM di Mamuju bersifat multifungsi dengan pemberdayaan UMKM, karena tak ada sektor pariwisata yang mereka bisa jual, beda dengan Palopo yang pariwisatanya tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga melalui KIM nantinya objek-objek wisata di kota Palopo yang lebih lengkap, mulai dari wisata alam di bukit dan gunung (dataran tinggi) maupun di pantai atau dataran rendah serta wisata kuliner dan wisata belanja bisa lebih terekspos dengan baik.
“Jika kita meniru KIM disini (baca: Mamuju), kita khawatir akan overlaping dengan OPD lain, karena setiap perangkat daerah atas UMKM biasanya sudah ada anggaran tersendiri masing-masing, kami lebih tertarik dengan usulan Pak Harisal anggota Komisi II yang menyarankan lebih kepada masalah pariwisata, ini menurut kami yang menarik untuk kita kaji bersama,” ungkapnya.(iys)