MALILI–Ketua Sentra Anyaman Serat Alam Nuha Handicraft, Yulianti didampingi penggurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah Luwu Timur (Dekranasda Lutim) memperkenalkan proses pembuatan kerajinan anyaman teduhu pada pameran Sulsel Craft 2022 di Hotel Four Points By Sheraton Makassar, Senin (6/6/2022).
Anyaman teduhu atau moena merupakan tradisi masyarakat di Desa Nuha yang diwariskan dari generasi ke generasi dengan memanfaatkan pakis hutan untuk membuat anyaman teduhu. Fungsi anyaman tersebut tidak hanya dijadikan sebagai wadah pakaian namun dijadikan sebagai wadah makanan.
Yulianti menjelaskan secara gamblang proses pembuatan tas dari anyaman teduhu dengan kombinasi kulit dengan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain; serat alam (teduhu), gunting dan pisau. “Ini adalah isi dari batang teduhu itu sendiri dan untuk mendapatkan bahan baku melalui empat tahapan yaitu tiga tahap pengupasan dan satu tahap penghalusan kemudian dijadikan bahan kerajinan,” kata Yulianti.
Dia mengatakan, selain teduhu, bahan tambahan yang bisa digunakan yaitu rotan, fungsinya untuk membentuk pola dari produk yang akan dibuat. “Jadi totalnya ada dua macam bentuk yang akan didapatkan yaitu bentuk pipih dan bulat,” jelas Yulianti.
Anyaman teduhu ini kini telah menjadi souvenir namun telah dinyatakan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia dan telah terdaftar sebagai Kekayaan Intelektual Komunal.
Sementara anyaman serat alam Nuha Handicraft sendiri telah mengembangkan produk anyaman yang menghasilkan berbagai bentuk mulai dari tempat tisu, bosara, keranjang dan tas serta mengkombinasikan berbagai bahan seperti kain dan kulit tanpa menghilangkan ciri khas tradisionalnya.
Dalam sebulan, sentra anyaman tersebut mampu memproduksi anyaman teduhu sebanyak 150 pcs melalui media sosial hingga kegiatan pameran sehingga pemasaran produk anyaman tersebut sampai ke Tingkat Nasional yaitu Riau, Sumatera, Jakarta, dan Sulawesi Tengah. (kominfo-sp)