Mafia Merajalela, PSN Ngada Ditengarai Korban Kartu Kuning Mengada-ada, Satgas Antimafia Bola Jilid II Mulai Bergerak

624
ADVERTISEMENT

JAKARTA — Rupanya sepak bola Indonesia masih belum bersih benar dari para mafia. Dugaan adanya mafia yang bisa mengatur tim untuk lolos ke putaran berikutnya di Liga 3 diungkap manajemen PSN Ngada, NTT.

Klub Liga 3, Persatuan Sepakbola Ngada (PSN) Ngada, mengadukan Komisi Disiplin PSSI dan wasit Liga 3 ke Satgas Antimafia Bola Mabes Polri. Laporan itu terkait dengan dugaan kecurangan dan tudingan adanya mafia bola pada laga di babak 32 besar.

ADVERTISEMENT

Hasil gambar untuk psn ngada melaporPelatih PSN Ngada, Kletus Gabe, menyatakan proses pelaporan sedang dilakukan oleh klub. “Kami sedang berada di Mabes Polri untuk melaporkan dugaan mafia bola yang terjadi di Liga 3 Indonesia,” kata Kletus seperti dilansir Tempo, edisi 18 Desember 2019. Selain mengadu ke Satgas, tim asal Nusa Tenggara Timur ini melapor ke Komisi X DPR RI.

Upaya klub melapor ke Satgas Antimafia Bola tidak lepas dari sanksi yang dikeluarkan Komisi Disiplin (Komdis) di Liga 3 yang dinilai merugikan PSN Ngada. Dalam surat yang diterima, PSN Ngada mendapat pengurangan tiga poin karena menurunkan pemain yang tidak sah, yakni Kiken Wea. Kiken dianggap tidak sah karena tengah menjalani hukuman akumulasi kartu kuning.

ADVERTISEMENT

Fakta yang terjadi, menurut Kletus, pada laga lanjutan 32 besar Liga 3 Nasional saat PSN Ngada melawan GASPA 1958 Palopo, Sabtu, 14 Desember 2019, Kiken tidak menerima kartu kuning. Di laga yang berakhir 1-1 itu hanya dua pemain saja yang mendapat kartu kuning dari wasit.

“Pemain kami Kiken Wea sama sekali tidak menerima kartu kuning dari wasit. Tapi kenapa di catatan hasil pertandingan muncul kalau Kiken dapat kartu kuning pada menit ke 60,” sebut Kletus.

Dampaknya, pada laga selanjutnya melawan Putra Sunan Giri (PSG) di Stadion Gelora Joko Samudro, Senin, 16 Desember 2019, PSN Ngada dilarang memainkan Kiken Wea. “Kami protes ke panitia dan match comisioner menyatakan Kiken bisa bermain di laga PSG,” tutur Kletus.

Usai laga PSN Ngada versus PSG, yakni Selasa, 17 Desember 2019, panitia pelaksana pertandingan mengeluarkan surat sanksi disiplin bagi PSN Ngada. Sanksi itu disebut amat memberatkan klub. Padahal, lanjut Kletus, tim sudah mengecek catatan hasil pertandingan melawan Gaspa 1958 Palopo melalui video rekaman dan tidak ditemukan Kiken Wea menerima kartu kuning dari wasit Cahya Sugandi yang memimpin pertandingan, saat itu.

Komdis Liga 3 Nasional memberikan sejumlah sanksi kepada PSN Ngada. Pertama, PSN Ngada telah melakukan pelanggaran Kode Disiplin dan Regulasi Liga 3 Nasional dengan memainkan pemain tidak sah di dalam pertandingan.

Kedua, menghukum PSN Ngada dengan kalah 0-3 dari Putra Sunan Giri dan dikenakan denda Rp 30 juta. Ketiga, menghukum PSN Ngada dengan sanksi pengurangan tiga poin. Lalu jika terjadi pengulangan terhadap pelanggaran tersebut akan berakibat pada hukuman yang lebih berat. Terakhir, meminta PSN Ngada tunduk dan patuh pada keputusan Komdis.

Dalam surat dikatakan, PSN Ngada tidak dapat mengajukan banding sesuai dengan pasal 119 kode disiplin PSSI tahun 2018. Surat tertanggal 16 Desember 2019 ini ditandatangani panitia disiplin, Hasdiansyiah dengan tembusan surat kepada PSSI, Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Timur, Klub Liga 3 Nasional Grup F, dan PSN Ngada.

Satgas Antimafia Bergerak

Satuan Tugas Antimafia Bola Jilid II menegaskan siap mengawasi jalannya kompetisi sepakbola, mulai Liga 1 hingga 3. Di Jawa Timur, Kepolisian Daerah setempat menerjunkan tim dari Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) untuk menjalani tugas mencegah praktik mafia bola.

Satgas Antimafia Bola Jatim dipimpin oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum), Kombes Pitra Ratulangi. Pitra menegaskan tidak akan pandang bulu memberantas mafia bola, demi terciptanya kompetisi yang sehat, serta membaiknya iklim dunia sepak bola dalam negeri. Dia pun menegaskan siap menangani kasus-kasus besar dan pelik, seperti perjudian bola dengan omzet besar.

“Kami Satgas Antimafia Bola akan terus awasi setiap pertandingan bola dengan menurunkan tim surveilance serta mengumpulkan semua informasi terkait pertandingan bola,” katanya di Surabaya, Sabtu (21/12). (*/Iys)

Cuplikan video dari Kompas TV

ADVERTISEMENT