Meski Sempat Dihapus, Chat Denny JA di Grup WhatsApp Bocor, Bos LSI itu Minta Jabatan Komisaris PT Inalum ke Luhut?

1956
ADVERTISEMENT
KORANSERUYA.COM — Viral di jagat Twitter dan jadi trending topik malam ini, soal dugaan pernyataan bos Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA di grup WhatsApp “Tokoh Nasional” yang meminta jabatan komisaris PT Inalum, Rabu 15 Januari 2019.

Pernyataan Denny JA di group WA itu dihapus.

Asyari Usman, wartawan senior  yang juga bergabung di grup WA itu mempertanyakan Denny JA yang langsung menghapus postingan tersebut.

Berikut ini pernyataan Denny JA yang minta jabatan komisaris PT Inalum:

Komandan, Pak Luhut yang baik
Semoga tahun baru membawa berkah baru.

FOLLOW UP yang sudah kita diskusikan tempo hari. Masih adakah kemungkinan dan kabar soal kemungkinan saya menjadi komisaris di Inalum?

Sudah ada jawaban dari Erick Tohir?

Saya cepat belajar dan get things done.

ADVERTISEMENT

Banyak yang bisa saya kerjakan di sana, untuk mengeksplor soal tambang kita, menarik investasi, termasuk mensumulasi kepala daerah wilayah tambang, yg banyak juga sudah saya menangkan selama di LSI.

Komandan dapat meyakinkan Erick Tohir atau Jokowi, saya bisa membantu komandan soal investasi soal tambang, di posisi komisaris. Terbukti pula saya sudah berhasil membantu komandan ikut memenangkan Jokowi dua kali: 2014; 2019.

ADVERTISEMENT

Sangat ditunggu arahan pak Luhut berikutnya

Denny JA
Di grup Tokoh Nasional
Jam 07:08 wib, 14/1/2020

Chat asli Denny JA:
 
Lalu apa kata Bos LSI itu?

Melansir Tempo, Denny menyebut, dia sudah biasa digosipkan. Sebelum Pilpres, dia juga pernah dikabarkan menerima uang dari Presiden Jokowi sebesar Rp 45 miliar untuk memenangkan calon inkamben tersebut. Kali ini, ujar Denny, gosip kembali menyebar bahwa dirinya meminta jabatan sebagai Komisaris di BUMN.

Jikapun benar ia meminta jabatan di BUMN, kata Denny, pun tidak ada salahnya. Toh, dia ikut memenangkan Presiden Jokowi dua kali berturut-turut.

“Apa yang salah dengan seseorang yang ingin berperan ikut memajukan negaranya dengan mengajukan diri menjadi komisaris BUMN? Bukankah itu memang jabatan terbuka yang bisa diisi siapa saja yg kompeten?” ujar Denny.

“Bukankah tak ada pelanggaran hukum di sana? Tak ada skandal di sana? Bukankah semua orang pada dasarnya bagus-bagus saja melakukan lobi, meyakinkan aneka pihak?” kata Denny, seperti ditulis Tempo. (Iys)

ADVERTISEMENT