Pertamina Hentikan Suplai Premiun di SPBU Salobulo, Begini Masalahnya…

1334
Suasana pengisian BBM di SPBU Salobulo. Pertamina menghentikan suplai premium karena melanggar aturan.
ADVERTISEMENT

PALOPO — PT Pertamina kian tegas memberikan sanksi bagi setiap Stasiun Pengisian Bahan Umum (SPBU) yang melanggar ketentuan penyaluran penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya BBM bersubsidi jenis premium dan solar.

Sejak Rabu (10/4/2019), PT Pertamina menghentikan penyaluran BBM bersubsidi jenis premium untuk SPBU yang berada Salobulu, Kecamatan Wara Utara Palopo.

ADVERTISEMENT

Kepala Depot Pertamina Palopo di Karang-karangan, Novi Prasetyo membenarkan hal itu. Ia menyampaikan sanksi tersebut akibat SPBU ini dianggap telah melanggar penyaluran BBM bersubsidi.

“Kami menemukan adanya pelanggaran penyaluran atau penjualan premium. SPBU Salobulo kami temukan marak melayani pengisian jeriken tanpa adanya izin. SPBU Salobulo untuk satu bulan kita stop premiumnya sebagai bentuk sanksi terhadap pelanggaran yang ada,” ujar Novi.

ADVERTISEMENT

Novi mengungkapkan bahwa diketahuinya pelanggaran oleh SPBU Salobulo berkat adanya laporan warga. Olehnya itu, dirinya mengapresiasi peran warga yang turut mengawasi secara aktif penyaluran BBM bersubsidi di lapangan.

“Kami sangat berterima kasih atas setiap laporan dan kami berjanji untuk segera menindaklanjuti setiap informasi dari warga dan terbukti info baru-baru ini benar. Kami pun langsung ke lapangan dan mebuktikannya diserta pemberian sanksi,” ujarnya.

Untuk sanksi SPBU Salobulo sendiri menurutnya berlaku selama sebulan. Namun, setelah pencabutan sanksi tersebut dan masih saja melakukan pelanggaran yang sama bukan tidak mungkin, PT Pertamina akan mengentikan kerjasama dengan SPBU Salobulo.

Terpisah, karyawan SPBU Salobulo Firman yang dikonfirmasi membenarkan adanya pemberhentian penyaluran premium. Pihaknya kata dia melayani penjualan jeriken berdasarkan surat pengantar dari Dinas Perdagangan.

“Yang kami layani ada (surat) pengantar. Kemudian yang parkir di dalam (SPBU) tidak dilayani karena tidak ada pengantarnya, yang terlayani ada pengantar,” kata Firman.

Ditanya apa salah SPBU Salobulo sehingga suplai premium dihentikan, Firman mengaku sebenarnya tidak ada.

“Tidak ada salah sebenarnya, karena macam-macam laporannya, kemudian ada yang dilihat isi jerikan naikkan di mobil,” tambahnya.

Firman mengaku sebenarnua kondisi ini dilematis. Di lain sisi mau tegakkan aturan tapi di sisi lain kembali ke kemanusiaan.

“Cuma satu jeriken kemarin yang didapat pak Tio. Kebetulan saya tidak ada di tempat. Operator kalu kita tidak ada di tempat, disitulah gunakan kesempatan,” jelasnya.

Firman mengaku hingga saat ini pihaknya belum menerima surat pemberitahuan sanksi.

“Hanya sebatas cancel pemesanan. Kita tunggu dua sampai tiga hari. Kalau tidak ada tindaklanjut, saya akan temui depot,” akunya dibalik ponsel. Kata dia, setiap harinya SPBU Salobulo dijatah 8.000 liter, tapi sejak Rabu tak diberi jatah. “Biasanya ada persuratan kalau ada sanksi,” tutupnya. (asm)

ADVERTISEMENT