LUWU – Anggota DPRD Luwu, Hamid Tara, menggelar reses masa sidang pertama tahun 2021-2022 di Desa Sangtandung, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, pada Sabtu (9/10/2021).
Desa Sangtandung yang masuk Daerah Pemilihan (Dapil) III mendapat perhatian khusus dari legislator PKS itu yang juga merupakan putra asli dari desa tersebut.
Diketahui Desa Sangtandung juga terdampak bencana alam Walenrang-Lamasi tanah longsor hingga akses jalan desa sempat terputus beberapa hari lalu.
Dihadapan warga, Hamid Tara mengatakan ia datang bukan sebagai eksekutor namun datang menyerap aspirasi warga desa untuk diteruskan ke pemerintah Kabupaten Luwu.
Pihaknya pertama kali membuka akses jalan desa terputus karena tertimbun tanah longsor, sehingga menyebabkan warga desa sempat terisolasi.
“Hari pertama pasca terjadinya tanah longsor di Desa Sangtandung, saya mengerahkan alat berat eskapator pribadi untuk membuka akses jalan sebab, saat itu belum ada alat berat dari pemerintah datang,” ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan sekarang fokusnya untuk pembersihan jalan sisa material longsor. Setelahnya ada 2 jembatan di Dusun Sangtandung juga dibenahi.
“Alhamdulillah hari ini akses jalan sudah bisa dilalui warga maupun para relawan melintas untuk menyalurkan bantuan, berikutnya ada 2 jembatan menjadi prioritas perhatian pembenahan,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, Hamid Tara mengungkapkan hasil pendataan sudah dilakukan. Tercatat 30 rumah warga desa terancam ambruk jika terjadi bencana alam susulan. Menjadi perhatian serius untuk dievaluasi.
“Aspirasi warga desa telah tersampaikan kepada saya sebagai perwakilan rakyat di DPRD kabupaten. Persoalan ini saya akan rapatkan nanti di komisi untuk menjadi perhatian serius pemerintah kabupaten Luwu,” tutup Hamid Tara.
Sementara itu Kepala Dusun Sangtandung, Jading Rusmin hadir dalam reses mengatakan masih ada 3 titik longsor dim atas desa belum tersentuh penanganan tanggap bencana. Ia merasa prihatin, sebab sudah 6 hari terjadinya longsor Kepala Desa Sangtandung belum juga hadir melihat warganya.
“Sudah berapa hari lalu terjadi bencana di desa kami, tapi sampai hari ini kepala desa kami belum juga hadir melihat warganya, kami sangat prihatin juga kebingungan,” ucapnya
Lebih lanjut, Jading Marding mengungkap saat ini Desa Sangtandung hingga petang sore, Sabtu (09/10). Tercatat 28 kepala keluarga (KK) terhitung kurang lebih 100 orang di dalamnya termasuk15 bayi, 5 balita dan 5 lansia.
Mereka warga meninggalkan rumahnya sementara untuk mengungsi ke tempat lebih aman dengan tenda terpal karena takut terjadi tanah longsor susulan. (mat/liq)