WALMAS — Dapil 3 Walmas mendapat jatah 10 kursi di DPRD Luwu. Pada pileg 2019 ini sembilan anggota DPRD Luwu asal Dapil 3 Walenrang Lamasi (Walmas) kembali bertarung. Mereka adalah Erwin Barabba (PDIP), Muhlis Kararo (Golkar), Zeth Ida Parante (Gerindra) , Rahmat Gattang (Demokrat), Wardiani (PPP), Topan Mahmud (PAN), Yesaya Mangentang (PKPI), Alam Tagan (Nasdem) dan Riastolu Sabeng (Hanura).
Legislator Luwu lainnya asal Walmas, Syamsidar Patungka (PKS), memilih naik kelas dengan bertarung menjadi anggota DPRD Provinsi Sulsel. Dengan banyaknya caleg pendatang baru di Dapil Walmas, caleg incumbent tersebut harus bekerja keras untuk kembali duduk di kursi empuknya. Jika tidak caleg lain bakal menyalip.
Di PDIP, Erwin Barabba peraih suara terbanyak pada pileg lalu, mendapat perlawan dari Sunandar. Diketahui, Sunandar adalah ponakan dari tokoh Walmas Amsal Sampetondok, yang memiliki basis dan jaringan kuat di Walmas. Demikian juga di Golkar. Muhlis Kararo harus bersaing dengan rival lamanya, Ruddin Sibutuh alias Tanaka. Caleg lainnya yang punya peluang di Golkar adalah Nuh Ibrahim Rauf Basyuri. Dia adalah kakak dari Hafida Rauf Basyuri mantan anggota DPRD Luwu. ” Persaingan di Golkar memang sengit. Insya Allah, saya optimis meraih satu kursi,” kata Nuh Ibrahim.
Persaingan sengit juga terjadi di Partai Demokrat. Rahmat alias Kapten mendapat lawan sepadan dari beberapa caleg seperti Puspla Jaya dan caleg perempuan Darmiati Mahmuddin atau akrab disapa Atik Santoso. ” Silaturahmi adalah kuncinya. Bagaimana meyakinkan masyarakat. Makanya, saat ini saya intens bertemu dengan masyarakat,” kata Rahmat.
Kursi PPP untuk Wardiani pada pileg lalu, kini juga tak aman. Dia kembali harus berhadapan dengan pesaingnya dahulu, Rahman Bahri. Termasuk mantan Kepala SMA Bosso, Syahruddin. Sementara itu di beberapa partai lainnya, seperti Gerindra, PAN, PKPI dan Nasdem, caleg incumbent harus meraih suara sebanyak-banyaknya.
Musababnya, Zeth Ida Parante, Yesaya Mangentang, Topan Mahmud, Alam Tagan dan Riastolu Sabeng dianggap bekerja sendiri di partainya. Dikhawatirkan, perolehan suara tidak mencukupi untuk meraih satu kursi lantaran tidak ada dukungan dari caleg lain dalam satu partai. Jika tidak, sejumlah partai pendatang baru seperti Perindo bakal menggeser posisinya. Sementara di PKS, pasca ditinggal Syamsidar Patungka seluruh caleg punya peluang yang sama untuk meraih satu kursi. (adn)