KORANSERUYA.COM–Isak tangis keluarga menyambut kedatangan jenazah Ispan Sudding, saat mobil ambulans tiba di kampung halamannya di Desa Barammase, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, Rabu (3/11/2021).
Ispan bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Taiwan menjadi Anak Buah Kapal atau ABK. Air mata keluarga dan kerabat tak terbendung setelah peti jenazah dikeluarkan dari mobil ambulan. Tak hanya keluarga dan kerabat dekat, ratusan tetangganya yang sudah menunggu sejak pagi, langsung menyambut jenazah Ispan dengan duka mendalam.
Diantara para pelayat, tampak seorang gadis terisak memeluk peti jenazah Ispan. Gadis tersebut adalah kekasih Almarhum, yang dikabarkan akan dinikahi setelah Almarhum pulang berlayar. Namun takdir berkata lain, saat berlayar, baru sehari diatas kapal, Ispan meninggal dunia. “Iya, dia pacar Almarhum. Mereka sudah lama pacaran, dan berencana menikah sepulang Almarhum berlayar,” kata salah seorang pelayat di rumah duka.
Jenazah Ispan tiba di rumah duka setelah diterbangkan dari Taiwan tujuan Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Selanjutnya diterbangkan ke Makassar via Bandara Sultan Hasanuddin, lalu diberangkatkan menggunakan ambulans dari Makassar ke rumah duka.
Dari pengakuan kakak korban bernama Firman, Ispan meninggal mengalami kecelakaan kerja di atas kapal tempatnya bekerja, yang sedang berlayar di perairan Taiwan. Tubuh adiknya terjepit pintu Water Tight Door saat memasuki ruangan mesin. Sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak terselamatkan.
Sejak adiknya meninggal, Firman berupaya memulangkan jenazahnya ke kampung halamannya untuk dimakamkan. Dia lalu berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait di Taiwan. Kebetulan Firman pernah bekerja Anak Buah Kapal atau ABK di perusahaan tempat adiknya bekerja, sehingga memudahkan koordinasi. Termasuk KBRI di Taiwan ikut memediasi pemulangan jenazah Ispan.
Berkat bantuan KBRI di Taiwan dan berbagai pihak terkait, proses pemulangan jenazah Ispan berjalan lancar. Keluarga Ispan menyampaikan ucapan terimakasih kepada KBRI dan perusahaan dimana Ispan bekerja sebagai ABK, sehingga pemulangan jenazah Ispan berjalan lancar. “Atas nama keluarga, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada KBRI di Taiwan, dan semua pihak yang membantu pemulangan jenazah adik saya,” ujar Firman kepada KORAN SERUYA, saat ditemui di rumah duka, belum lama ini.
Sebelum berlayar, Ispan tinggal bersama bapak dan tiga saudaranya di Desa Barammase, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu. Desa ini berbatasan langsung dengan wilayah Jembatan Miring di Kelurahan Jaya, Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo.
Di mata keluarga dan rekan-rekannya, Ispan dikenal ramah dan baik. Almarhum Ispan dikenal sebagai sosok pemuda yang rajin beribadah di Masjid. Malah sebelum berangkat berlayar, Ispan termasuk remaja masjid di Jembatan Miring.
Beberapa teman Ispan yang ikut melayat di rumah duka sangat bersedih atas meninggalnya Ispan. Apalagi Almarhum berencana akan melamar kekasihnya tahun depan setelah pulang berlayar. Selamat Jalan Ispan, husnul khotimah. Segenap karyawan dan wartawan KORAN SERUYA ikut berbelasungkawa. (hwn)