INDAH Putri Indriani menciptakan sejarah tujuh tahun silam. Ia menjadi bupati perempuan pertama di Sulawesi Selatan. Hebatnya, saat bertarung di pilkada Luwu Utara Indah berstatus sebagai penantang melawan bupati incumbent, Arifin Junaidi.
Kemenangan diraih karena perhitungan yang matang dan tim yang militan. Namun, dibalik itu, Indah Putri Indriani, punya mentor spesial. Ia bertindak sebagai jenderal di belakang layar yang memonitor semua pergerakan lawan maupun tim. Walaupun, ia lebih banyak terlihat di warung kopi yang ada di Masamba kala itu.
Dia adalah Muhammad Fauzi akrab disapa Abang. Buah cinta lelaki kelahiran Jakarta, 6 September 1968 itu bersama Indah Putri Indriani sudah menghasilkan dua putri yang cantik.
Sebagai politikus yang pernah membidani lahirnya Partai Bulan Bintang (PBB) bersama Yusri Ihza Mahendra, Abang tentu tahu bagaimana memenangkan pertarungan.
Abang mampu membranding Indah dengan paripurna. Dia tahu apa yang diinginkan oleh masyarakat berjuluk Bumi Lamaranginang itu. Kemenanganpun diraih dengan sukacita. Sejarah tercipta dari Luwu Utara.
Pasca pilkada, panggilan Abang makin lengket. Warga lebih familiar dengan itu. Muhammad Fauzi nama aslinya cenderung tenggelam. Saat maju sebagai caleg DPR RI 2018 lalu, nama Abang tetap disematkan di baliho yang disebar. Bahkan ditulis di depan nama Muhammad Fauzi. ‘Saya Abang, Saya Muhammad Fauzi’.
Bukan tanpa alasan. Sesuai hasil survei oleh salah satu lembaga survei, Abang lebih populer ketimbang Muhammad Fauzi. Dan survei tersebut terbukti. Abang berhasil mengamankan satu kursi senayan wakil dari Partai Golkar.
Di Jakarta, sebelum ke Luwu Utara, Muhammad Fauzi lebih banyak dipanggil oleh rekannya dengan sapaan Imam. Artinya, pemimpin atau ketua. Itu karena lelaki berkacamata ini pernah dipercaya menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisiariat Universitas Krisnadwipayana (Unkris). Nama Abang tidak dikenal sama sekali.
Abang punya hobi memelihara hewan langka, terutama burung. Berkat hobinya ini, ia menjalin pertemanan dengan banyak orang yang memiliki hobi sama. Salah satunya adalah Direktur PDAM Makassar kala itu, Hamzah Ahmad.
Sehari sebelum debat kandidat calon Bupati-Wakil Bupati Luwu Utara yang digelar di Makassar 2020 lalu, Abang dan Hamzah bertemu di salah satu warung kopi.
Anca sapaan akrab Hamzah menawarkan bantuan. Tapi ditolak. ” Bantu dengan doa saja. Semoga debat besok berjalan dengan lancar,” kata Abang. Esoknya, di sekitar Hotel Four Point By Sheraton, sudah dikuasai massa berpakaian hitam. Di belakang bajunya bergambar Indah Putri Indriani dan Suaib Mansyur.
Tidak ada yang kenal mereka berasal darimana. Kubu lawan menganggap massa hitam-hitam itu adalah preman bayaran. Belakangan diketahui, diam-diam Anca menurunkan massa untuk melakukan pengawalan terhadap istri dari karibnya itu.
Siapa yang pertama kali menyematkan nama Abang ke Muhammad Fauzi? Ceritanya pada tahun 2010 silam. Saat itu, Indah Putri Indriani yang maju sebagai calon wakil bupati memperkenalkan Muhammad Fauzi kepada Arifin Junaidi, calon bupati. Paket Arifin-Indah punya tagline, ARIF.
Karena tahu suami dari calon pasangannya di pilkada berasal dari Jakarta, Arifin Junaidi pun langsung memanggil Muhammad Fauzi dengan nama ‘Abang’. Kala itu banyak yang mendengar. Abang pun tak keberatan. Bahkan mungkin beruntung karena panggilan itu membawa hoki kepadanya.
Diceritakan oleh tim Muhammad Fauzi saat pencoblosan pemilihan legislatif di salah satu TPS di Luwu Utara. Seorang ibu berusia sekitar 70-an tahun datang membawa kartu pemilih. Diarahkan untuk mencoblos Muhammad Fauzi, ibu itu menolak. ” Mokana aku pilei Muhammad Fauzi. Abang aku laku tossok (Saya tidak mau pilih Fauzi, saya mau coblos Abang),” katanya dalam bahasa daerah. (Muhammad Adnan Husain)