OPINI : Mari Bersikap Toleran untuk Wujudkan Perdamaian di Tahun Politik

965
ADVERTISEMENT

BANGSA ini sangat majemuk. Banyak suku, agama, ras dan antargolongan yang ada di dalamnya. Karena itu, perbedaan pasti akan mencolok.
Tahun ini dan tahun depan, tepatnya 2018-2019, bangsa ini akan diuji dalam merawat keberagaman yang ada. Iya, 2018-2019 adalah tahun politik. Tahun politik menjadi rawan menimbulkan konflik di tengah masyarakat. Sebab, ada banyak kepentingan yang naik ke permukaan.

Masalahnya, mampukah kita menjaga dan merawat perbedaan? Sehingga ketidaksamaan ini tidak menimbulkan gesekan atau konflik di masyarakat. Oleh karena itu, semua lapisan harus menciptakan suasana yang kondusif untuk mewujudkan perdamaian di Tanah Air.
Salah satu caranya dengan bersikap tenggang rasa atau toleran. Konon, bangsa yang besar ini diklaim dengan rakyat yang penuh toleransi sejak dahulu.

ADVERTISEMENT

Karenanya, mari kita membuktikan kepada dunia bahwa bangsa kita memang memiliki karakter yang toleran. Slogan “Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati” jangan hanya digemborkan dengan kata-kata. Tetapi, semboyan tersebut harus dituangkan melalui prilaku dalam berbangsa dan bernegara. Terlebih, sikap tersebut sangat penting dalam menyonsong Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Ada Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg).

Sekali lagi, motto NKRI harga mati yang sangat digaungkan ini akan ditantang dalam pesta demokrasi. Olehnya, mari kita menjaga budaya leluhur yang dikenal sangat tenggang rasa. Sebab, hanya dengan saling menghormati dan menghargai bangsa tercinta ini akan tenteram dan damai.

ADVERTISEMENT

Salam Santun !
Muhammad Fauzi / Ketua DPD II Golkar lutra

ADVERTISEMENT