PALOPO–Gerakan Pangan Murah atau pasar murah yang digelar Pemkot Palopo bekerjasama Perum Bulog Palopo di Lapangan Pancasila diserbu masyarakat di hari pertama, Rabu (6/3/2023). Pasar murah yang bertujuan menstabilkan harga kebutuhan barang pokok jelang Ramadhan di Kota Palopo direncanakan akan berlangsung selama tiga hari atau sampai tanggal 8 Maret 2024.
Sebanyak 10 ton beras disiapkan Pemkot Palopo bekerjasama Perum Bulog Palopo dalam pasar murah tersebut. Berbagai barang kebutuhan pokok lainnya jual disiapkan Pemkot bagi masyarakat dengan harga relatif murah dibandingkan harga di pasaran.
Pelaksanaan pasar murah ini berlangsung hanya sekitar dua jam. Sejak dimulai pukul 09:00 Wita, warga langsung berkerumun dan berdesak-desakkan membeli berbagai barang kebutuhan pokok. Kondisi ini disebabkan mahalnya berbagai barang kebutuhan pokok di pasaran, terutama beras.
Saking banyaknya warga yang antri hendak membeli berbagai barang kebutuhan pokok pulang kecewa lantaran barang cepat ludes terjual. Mereka berharap, pasar murah lebih banyak menyiapkan barang-barang kebutuhan pokok, terutama beras mengingat harga beras di pasaran makin meroket.
“Saya antri hampir satu jam, tetapi pulang karena beras sudah habis. Mudah-mudahan pasar murah berikutnya saya bisa membeli,” kata Rosdiana, salah seorang warga Benteng Palopo, mengeluh lantaran pulang dengan tangan kosong.
Diketahui, beras yang dijual di pasar murah tersebut adalah beras SPHP kemasan 5 Kg dijual dengan harga Rp52 ribu rupiah, minyak goreng 17 ribu rupiah per liter, tepung terigu Rp10 ribu rupiah per kemasan.
“Pasar murah ini diharapkan bisa meredam gejolak kenaikan kebutuhan pokok atau Sembako jelang bulan ramadhan,” harap Pj Walikota Palopo, Asrul Sani, yang memantau langsung pelaksanaan pasar murah.
Sementara itu, Wakil Pimpinan Cabang Perum Bulog Palopo, Viona Cheria, mengatakan pihaknya membatasi pembelian beras hanya 2 sak per orang atau seberat 10 kilogram.
“Untuk pasar murah hari kedua, kami akan menandai jari warga dengan tinta, seperti saat Pemilu lalu untuk menghindari adanya oknum yang akan menjual kembali beras yang dibeli di pasar murah sehingga ada masyarakat lainnya yang tidak kebagian,” lanjut Viona. (nada)