PALOPO–Penjabat (Pj) Walikota Palopo, Firmanza DP membuka acara advokasi gugus tugas dan penyusunan rencana strategis tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Palopo. Kegiatan ini bertema “Pencegahan dan Penanganan Anak Tidak Sekolah”
dilaksanakan di Aula Dinas Pendidikan Kota Palopo, Sabtu (21/12/2024) lalu.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palopo, Asnita Darwis menyampaikan, anak-anak adalah generasi penerus bangsa. “Anak-anak adalah harapan masa depan yang akan mewarisi kepemimpinan, peradaban, dan kemajuan negara kita,” kata Asnita Darwis.
Pemerintah, kata Asnita, harus menerapkan SPM untuk memastikan pelayanan dasar minimal. “Data menunjukkan capaian angka partisipasi murni dan angka partisipasi sekolah belum 100 persen, menandakan masih ada anak tidak sekolah yang harus menjadi prioritas layanan pendidikan dasar,” katanya.
Asnita menambahkan, ada berbagai faktor yang menyebabkan anak-anak tidak sekolah seperti, keterbatasan ekonomi, permasalahan keluarga, kurangnya fasilitas pendidikan hingga masalah sosial seperti pernikahan dini atau eksploitasi anak.
“Hasil pendataan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Palopo, jumlah anak yang putus sekolah di Kota Palopo sebanyak 497 orang dengan faktor penyebab didominasi oleh faktor ekonomi,” ujarnya.
Berdasarkan update data Agustus 2024, lanjut Asnita, jumlah anak putus sekolah jenjang SD dan SMP sebanyak 724 orang yang terbagi dua kategori yaitu anak drop out (DO) sebanyak 243 orang dan Lulus tidak melanjutkan (LTM) sebanyak 481 orang.
“Adapun hasil yang telah dicapai Dinas Pendidikan dengan menjalin kerjasama dengan Bank Sulselbar, Baznas, Pegadaian, Tayasan Baitul Mal PLN Palopo dan BPJS Ketenagakerjaan.
“Kemudian gugus tugas telah melakukan pemetaan dan melakukan pendampingan terhadap ATS dari 497 ATS telah dilakukan pendampingan pada 236 orang ATS, 2 orang telah melanjutkan di tingkat SMA, 2 orang melanjutkan di tingkat SMP, 2 orang melanjutkan di tingkat SD serta 87 orang mengikuti Pendidikan kesetaraan pada tahun pelajaran berikutnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Pj. Wali Kota Palopo, Drs. H. Firmanza DP., S.H., M.Si menyampaikan, pendidikan merupakan salah satu faktor yang unggul di Kota Palopo. “Hal yang paling utama itu adalah kepedulian. Kita harus peduli dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing,” kata Firmanza DP.
Seperti anak tidak sekolah ini, kata Firmanza, semua pihak harus munculkan rasa kepedulian. “Bagaimana solusinya? Mari kita sama-sama selesaikan. Kita harus senantiasa melakukan kebaikan bukan karena ada sesuatu, tapi memang tanggungjawab jawab dan amanah dari negara,” katanya.
Anak tidak sekolah yang berjumlah 497, lanjut Firmanza, itulah yang akan dicarikan solusinya. “Ayo sama-sama kita susun. Kita buat renstra kita buat langkah-langkah pencegahan,” ujarnya.
“Seperti yang telah dilaporkan Kepala Dinas Pendidikan sudah ada beberapa yang tertangani tinggi, beberapa lagi yang belum jadi. Mari kita sama-sama selesaikan itu. Mari kita ajak anak kita untuk sekolah, lakukan sosialisasi bagaimana pentingnya sekolah,” tandasnya.
Kegiatan turut dihadiri Sekretaris Bappeda Kota Palopo, para gugus tugas anak tidak sekolah, serta para kepala sekolah. (***)