LUWU – Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Kabupaten Luwu, Wahyu Napeng mendesak Perum Bulog untuk memaksimalkan fungsi gudang dan penggilingan yang ada di Desa Lare-lare, Kecamatan Bua, Kab. Luwu. Perpadi menilai, Bulog kurang maksimal mengelolah gudang dan penggilingan tersebut.
Dia mengatakan aset tersebut jika dimanfaatkan dengan baik dapat membantu petani di Luwu. Selain itu, Wahyu menilai sangat mubasir jika tidak dimanfaatkan aset tersebut dan akan menyebabkan kerugian negara.
“Atas nama Perpadi, kami mengingkan bahwa fasilitas yang dimiliki BUMN termasuk Bulog yang berada di Bua tolong difungsikan agar masyarakat merasakan hasil panen menjelang panen raya. Aset ini sangatlah sia-sia jika dibiarkan begitu saja,” ujarnya, rabu, (8/8) kepada wartawan.
Wahyu Napeng menambahkan jika fasilitas tersebut difungsikan dengan baik, maka dapat menyerap sekira 20 persen dari hasil panen warga. Olehnya itu, dia menilai negara rugi jika fasilitas yang diberikan kepada Bulog tidak dijalankan sesuai harapan pemerintah.
“Ini soal penyerapan hasil panen, kalau gudang dan penggilingan itu difungsikan maka bisa menampung hasil panen petani, minimal 20 persen bisa ditampung,” ungkapnya.
Rencananya dalam waktu dekat Perpadi akan melakukan pertemuan dengan Bulog untuk menanyakan kendalanya.
“Jika Bulog tidak bisa kelola, silahkan pihak ketigakan. Hal ini harus dilakukan agar harga di lapangan bisa pro kepada petani, sehingga tidak ada lagi pengusaha dari luar yang masuk ke Luwu mempermainkan harga dilapangan,” tegas Wahyu Napeng.
Kepala Sub Divrei Bulog Kota Palopo, Lutfi, yang membawahi daerah di Luwu Raya menyampaikan bahwa pihaknya tetap akan berupaya mengoptimalkan fungsi gudang dan penggilingan padi yang ada di Desa Lare-lare. Namun, ada kendala yang mereka hadapi saat ini berkaitan dengan pengoptimalannya.
“Tetap kami maksimalkan sasaran itu, cuma kan persoalanya harga gabah masih tinggi. Namun demikian kondisi di sana tetap jalan dan kami selalu siapkan internalnya operasional. Kendala lain, ini kan mesin tua, umur mesin sudah lama seperti ini tentu ada saja kendala yang kadang terjadi, namun saya pastikan masih bisa dimaksimalkan,” tegasnya.
Untuk diketahui, puncak panen di Luwu Raya diprediksi pada bulan november mendatang. Lutfi berharap, petani di Luwu, utamanya pengusaha penggilingan dapt bermitra dengan Bulog.
Saat ini, stok pangan di Sub Divrei Bulog ada sebanyak 9.000 ton dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di Luwu Raya hingga desember mendatang.
Sementara itu, saat ini harga pembelian Bulog Rp4.070 gabah kring panen (GKP) atau 10 persen dari HPP atau harga pembelian pemerintah (HPP). (ulfa)