CATATAN POJOK : Baharuddin Badaruddin

1286
ADVERTISEMENT

ACAP kali nonton aksi melucu Chaca Aprizal, pemeran istri Baharuddin yang tersebar di media sosial facebook, tawa saya selalu pecah, meskipun alur ceritanya jarang bergeser. Hanya seputar kehidupan Baharuddin dan ayamnya.

Walau begitu, toh Chaca selalu dipuja netizennya. Konten videonya dibagi ratusan kali, mampu membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.

ADVERTISEMENT

BACA JUGA : Soal Dugaan Calon Kepsek di Luwu ‘Nyetor’ ke Kadis Perpustakaan, Basmin : Tak Perlu Ditanggapi

Sosok dan karakter Baharuddin yang dicipta Chaca yang awalnya bikin penasaran, kini bukan lagi hal yang penting untuk dicari. Baharuddin sirna seiring kemampuan pria kelahiran Polewali ini berkisah tentang suami mayanya. Si Baharuddin.

ADVERTISEMENT

Lain Baharuddin lain pula Badaruddin.

Sudah sepekan ini nama Badaruddin menghiasi halaman koran. Jadi headline. Jadi bahan bisik-bisik di warung kopi. Jadi bahan status pengguna facebook, yang mayoritas isinya memakai kalimat bersayap. Tergolong maya juga.

Paling sibuk wartawan. Pulsa dan biaya bensinnya sepekan ini meningkat demi berburu bahan berita Badaruddin. Semua yang dianggap punya kaitan dicari, ditelepon. Berita pun semakin panas seiring semakin banyaknya tanggapan atas sosok Badaruddin.

Publik pun dibuat penasaran. Siapa Badaruddin ? Siapa Badaruddin yang telah membuat surat kaleng yang isinya menegaskan terjadi pungutan liar yang dilakukan oknum pejabat atas pelantikan sejumlah kepala sekolah.

Siapa Badaruddin yang berhasil menciutkan nyali satu dua wartawan yang rada-rada takut, acuh tak acuh, enggan memberitakan surat kaleng yang dibuat dan diteken Badaruddin itu ?

BACA JUGA : Merebak, Kepsek Baru Dilantik di Luwu Diduga ‘Nyetor’ Uang di Salah Satu Hotel di Palopo

Lain Baharuddin lain Badaruddin.

Jika Chaca mampu mencipta suami mayanya, si Baharuddin dan publik tidak dibuat penasaran, berbeda dengan Badaruddin yang bikin banyak orang mencari tahu siapa dirinya. Badaruddin yang mampu mencipta diri mayanya sendiri melalu sepotong surat bisu.

Surat kaleng Badaruddin. Surat bisu. Surat yang mencantumkan nama namun sosoknya maya. Tidak jelas. Alamatnya jangan ditanya. Badaruddin bukan tipe manusia bodoh.

Soal benar tidaknya isi surat itu, akan lebih baik disikapi secara baik dan jantan. Mengalahkan sikap Badaruddin yang sedikit pengecut.

Ini akan membuat publik berhenti bertanya-tanya, berhenti saling fitnah. Dan tentu saja itu bukan ranah kita mengurusi dan membuktikan benar tidaknya tindakan Badaruddin.

Surat kaleng jika diselisik sejarahnya, sebenarnya adalah ungkapan cinta. Artikel yang berjudul ‘Soerat Kaleng’ yang ditulis D Soemintadiredja tahun 1957 di koran Belanda ‘Java Bode’ mengungkap makna sesungguhnya dari surat kaleng. Ditegaskan Soemintadiredja, kata ‘kaleng’ tak merujuk kepada kata Belanda ‘blik’.

Jadi sama sekali tak ada kaitannya dengan ‘kaleng susu’ atau kaleng-kaleng lainnya. Kata ‘kaleng’ ini mempunyai asal usul yang justru berbau cinta beraroma romantis.

Kata ‘kaleng’ sebenarnya diambil dari bahasa Sunda yang bermakna ‘dekapan mesra dengan seorang gadis atau wanita’. Ada juga istilah bahasa Sunda ‘pakaleng-kaleng’ yaitu ‘berjalan bergandengan antara sepasang lelaki dan wanita di mana lengan mereka saling bertautan’.

Bila sepasang jejaka dan gadis sudah saling menaksir, maka untuk mengadakan pertemuan rahasia, mereka akan saling mengirimkan surat bernada pantun tetapi tanpa identitas nama dan alamat.

******
Kembali pada sosok Baharuddin dan Badaruddin. Dua manusia maya. Satu lahir dari ‘kaleng’ cinta istrinya Baharuddin dan yang satunya lahir dari surat kaleng.

Lain Baharuddin lain Badaruddin.

Namun di ujungnya mereka disamakan. Sama-sama punya cinta. Sama baik dan sebaik hati kita menyikapinya. Jika Chaca selalu kesal dengan sikap suaminya, Baharuddin, mungkin itulah cara Chaca menunjukkan cinta, kasih sayang dan kepedulian pada Baharuddin.

Badaruddin pun begitu. Mungkin dan boleh jadi surat kaleng yang dibuat Badaruddin itu adalah bentuk cinta, empati, rasa khawatir yang hanya dirinya dan Allah yang tahu soal benar tidaknya dugaan Badaruddin.

Dan kita wajib menyambut dan menggandeng tangannya penuh cinta untuk membuktikan bahwa ‘kaleng’ itu sejatinya adalah CINTA. Terlepas Badaruddin benar atau tidak !

Belopa, 15 Oktober 2019.
Muhammad Nursaleh
Penulis Lepas

ADVERTISEMENT