MALILI — Gempa 3,8 Skala Richter (SR) mengguncang Luwu Timur, yang membuat panik warga Soroako, Jumat (02/11/2018) sekitar pukul 13.43 siang tadi. Plt Kepala BMKG Wulayah IV Makassar Joharman, menjelaskan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Dia mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi dangkal ini terjadi karena adanya aktivitas Sesar Matano.
” Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti informasi BMKG. Gempa ini akibat aktivitas Sesar Matano tapi tak berpotensi tsunami,” katanya dalam siaran pers yang diterima Koran SeruYA.com. Gempa bumi yang terjadi terletak pada koordinat 2,37 LS dan 121,17 BT, atau tepatnya berlokasi di Darat pada jarak 23 km arah BaratLaut Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan pada kedalaman 5 km.
BACA JUGA : Gempa 3,8 SR di Luwu Timur, Warga Lari ke Luar Rumah
Beberapa literatur menyebut, Sesar Matano memanjang di arah barat laut – tenggara. Bentangannya mencapai 170 kilometer. Mulai dari daerah pantai Bahodopi di Teluk Tolo, ke arah barat laut melewati sepanjang lembah Sungai Larongsangi ke area di sebelah utara Desa Lampesue, Petea, sepanjang tepian Danau Matano, Desa Matano dan menyambung di barat laut dengan lembah Sungai Kalaena.
Sesar Matano juga merupakan kumpulan beberapa sesar sejajar yang berdekatan dan akhirnya membentuk zona sesar yang panjang. Kemungkinan besar ada dua sesar di sepanjang pantai sisi utara dan selatan Danau Matano yang bergerak. Akibatnya, daerah yang berada di sepanjang sisi Danau Matano dapat mengalami getaran lebih besar dibanding daerah lain. (*/adn)