LUTIM – Belum optimalnya pengendalian penyakit akibat perilaku masyarakat yang masih kurang menerapkan pola hidup bersih dan sehat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular dalam suatu daerah.
Kabupaten Luwu Timur sebagai daerah yang memiliki komitmen dalam pembangunan bidang kesehatan, terus mendorong tumbuhnya kesiap-siagaan dalam penaggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) yang berpotensi wabah.
Hal tersebut terungkap dalam acara Review Dokumen Hasil Renkom KKM Penyakit Mers_Cov Tingkat Kabupaten Luwu Timur, yang digelar oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Timur di Hotel I La Galigo, jalan Soekarno-Hatta, Puncak Indah, Malili, Rabu (17/7/2019).
Bupati Luwu Timur, HM Thorig Husler membuka secara resmi kegiatan tersebut, menegaskan agar seluruh pihak terkait bisa mendeteksi secara dini penyakit-penyakit yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
“Kita butuh sistem yang mampu mendeteksi secara cepat suatu kejadian yang tidak lasim dalam masyarakat dan bisa menyebabkan kejadian luar biasa,” kata Husler.
Sebab, menurutnya, kedaruratan kesehatan masyarakat tidak hanya berimplikasi pada sistem kesehatan. Namun juga menyebabkan dampak secara sosial, ekonomi, dan politik.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Timur, dr. April mengukap jika berbagai isu kesehatan seperti SARS di tahun 2003, flu burung di 2005, pandemik flu babi di 2009, MERS-Cov pada 2012, Ebola tahun 2014, dan Zika tahun 2016, serta kejadian penyakit lainnya, pernah menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
“Itulah pentingnya kita menumbuhkan kemampuan dalam hal deteksi dan kesiap-siagaan untuk mengurangi resiko yang lebih besar,” tutur April.
Kegiatan yang menghadirkan narasumber dari Kementrian Kesehatan RI tersebut, diikuti oleh sejumlah OPD terkait dan sejumlah pihak yang di anggap punya peran dalam pembangunan kesehatan. (ikp/kominfo)