MAKALE – Debat pamungkas Pilkada Tana Toraja telah selesai dilaksanakan, Selasa, 1 Desember 2020. Theofillus Allorerung dan Zadrak Tombeg menunjukkan kualitasnya, dengan unggul di tiga segmen debat, dengan tema yang berbeda-beda.
Pengamat politik, Asrul Kamal, menyampaikan, baik Theo maupun Zadrak terlihat sangat tenang dan menguasai visi misinya. Sehingga, keduanya bisa menjelaskan dengan lugas dan tuntas.
“Pak Theo dan Pak Zadrak bisa kita lihat sangat menguasai apa yang mereka sampaikan ke publik. Tidak ada kecanggungan sama sekali,” kata Asrul, saat dihubungi.
Begitupun saat Theo diserang dengan pertanyaan mengenai pembebasan lahan Bandara Buntu Kunik, oleh rivalnya Nicodemus Biringkanae. Ia bahkan tidak terpancing, dan secara tenang menjelaskan persoalan tersebut.
“Saat diserang dengan pertanyaan yang memojokkan, Pak Theo terlihat tenang dan tidak terpancing. Padahal, beliau juga punya kesempatan yang sama untuk menyerang lawannya, seperti yang dilakukan oleh kandidat nomor urut 3, kepada paslon nomor 1,” terangnya.
Kedewasaan Theo – Zadrak dalam berpolitik juga terlihat saat menyampaikan closing statement. Dimana moderator meminta mereka menyampaikan pendapatnya jika kalah Pilkada.
Theo menuturkan, ia telah tiga kali mengikuti pilkada. Yang pertama ia menang, dan yang kedua ia kalah.
“Saat saya kalah, tidak ada keributan. Justru saya mengucapkan selamat dan mengirimkan karangan bunga,” tuturnya.
Ia menegaskan, apapun kondisinya, semua pihak harus bersama-sama, berkomitmen menjadikan Tana Toraja sejuk, damai, dan menjadi hunian yang nyaman bagi semua orang. (*)