JAKARTA — Lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah tahun ini menjadi lebaran spesial bagi keluarga besar H. Arsyad Kasmar yang sudah 44 tahun menetap di ibukota, Jakarta.
Selain masih dalam suasana Pandemi jilid 2, batasan beraktivitas lintas wilayah yang diberlakukan Pemerintah ikut menambah betapa “spesialnya” lebaran kali ini. Sebagaimana kita ketahui, keluarga besar tokoh asal Baebunta Luwu Utara itu dikenal memiliki ragam asal usul daerah domisili keluarga besarnya. Mulai dari sang anak, saudara, paman, ipar, anak mantu, dan kerabat dekat lainnya .
“Ada yang di Baebunta, Masamba, Sabbang, di Jakarta, Bandung, Palembang, pokoknya tersebar. Tapi tetap kita syukuri, kami di Jakarta tidak bisa kemana-mana, lebarannya nanti di masjid atau tanah lapang dekat rumah saja, padahal kepingin juga sesekali lebaran di kampung sambil ziarah ke makam orangtua,” ucap Arsyad, Selasa (11/5/2021) saat dihubungi Koran Seruya.
Arsyad yang dikenal sebagai politisi tangguh Gerindra itu mengaku untuk Ramadhan dan lebaran tahun ini lebih fokus ke ibadahnya semata daripada urusan lain yang sifatnya duniawi saja.
“Hidup kita ini kan berproses, Alhamdulillah saya lahir dan dibesarkan dari keluarga muslim yang taat. Sehingga sudah terbiasa dengan ritual ibadah, terutama di bulan suci Ramadhan.”
Mungkin banyak yang mengira hidup di ibukota yang gemerlap dan glamor membuat kami ikut terbawa oleh style Jakarta. Pandangan itu keliru, sebab keluarga besar kami, sejak kecil mendidik kami untuk hidup sederhana, dan harus banyak berinteraksi sosial dengan masyarakat, sebut ayahanda Aisyah Tiar Arsyad ini yang sempat maju bertarung di Pilkada Luwu Utara tiga kali.
“Hablum minallah wa Hablum minannas. Hubungan vertikal dan horizontal harus seimbang. Jadi, kalo saya ke kampung, dan berjalan kaki ketemu masyarakat itu sudah kebiasaan lama, sejak kecil ya memang begitu. Itu bukan pencitraan politik, karena pas momen Pilkada saja. Itu alamiah bukan dibuat-buat,” ungkap pengusaha yang merangkak dari bawah hingga kemudian sukses di rantau orang itu.
Menu Lebaran Favorit
Sudah menjadi kebiasaan sejak masa kanak-kanak, H. Arsyad Kasmar yang lebih banyak menghabiskan masa kecilnya di Desa Baebunta, Luwu Utara, ada beberapa menu favorit dia, sejak masih SD hingga saat ini, dan itu tetap tidak berubah di setiap lebaran baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
“Saya suka makan kacang bawang, atau kue tomat (nastar) yang ada cengkehnya, buras, ketupat dan opor ayam, itu dari dulu selalu jadi menu andalan. Kalau anak zaman sekarang mungkin sudah lebih modern, makanannya pasti sudah berbeda dengan kami yang asli anak desa,” ujarnya sambil tertawa.
“Kami sudah menetap di Jakarta kurang lebih 44 tahun, tetapi makanan yang paling tidak bisa dilupakan tentunya adalah kapurung, ikan bakar dan daging bakar, lidah kami ini bukan lidah Betawi, tapi masih lidah asli Baebunta Luwu Utara, kalau tidak ada menu itu, wah tidak lengkap rasanya,” sebut salah satu Tokoh Pemekaran Luwu Utara itu.
Meski begitu, Arsyad Kasmar yang sederhana dan bersahaja selalu memberikan petuah, pesan kepada anak-anaknya, agar jangan melupakan sejarah, budaya dan asal usulnya sebagai Wija To Luwu.
“Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, kita hormati tempat kita mencari nafkah, tetapi juga jangan sampai lupa akan akar kita yang berasal dari Tana Luwu. Tana mappatuwo naewai alena. Falsafah kita, budaya kita, harus terus kita lestarikan, sepanjang tidak bertentangan dengan syariat agama.”
“Lewat momentum lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah, atas nama keluarga besar H. Arsyad Kasmar, kami dengan tulus memohon maaf sebesar-besarnya, bilamana ada kekhilafan dan kesalahan kami, baik sengaja maupun tidak kami sengaja. Minal Aidin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin. Taqobbalallahu minna wa minkum. Barakallahu fiikum.”
“Semoga Ramadhan dan Idul Fitri kita senantiasa menjadi rahmat dan membawa keberkahan, Aamiiin Ya Rabbal Alamiiin,” pungkasnya.
Naskah/Editor: Iccank Razcal