Alami Kecelakaan Tunggal, Pebalap Asal Bastem Luwu Tewas di Sirkuit Toraja Trail Bonoran

374
TRAGIS dialami Victor Matongan, 34 tahun. Pebalap asla Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu, ini menemui ajalnya saat mengikuti kejuaraan motorcross di Sirkuit Toraja Trail Bonoran, Kesu', Toraja Utara, Sabtu (20/8/2022).== Foto: iNews Toroja==
ADVERTISEMENT

KORANSERUYA.COM–Tragis nasib dialami Victor Matongan, 34 tahun. Pebalap asla Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu, ini menemui ajalnya saat mengikuti kejuaraan motorcross di Sirkuit Toraja Trail Bonoran, Kesu’, Toraja Utara, Sabtu (20/8/2022).

Victor yang beralamat di Rombe Ao’, Desa Pantilang, Kecamatan Bastem Utara itu, tewas setelah mengalami kecelakaan saat mengikuti Kejurda Seri VI Grasstrack Motorcross Toraja Utara 2022. Korban sempat dievakuasi oleh tim medis dan dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis diruang UGD RS Elim Rantepao, namun nyawanya tidak dapat tertolong.

ADVERTISEMENT

“Iya kecelakaan terjadi tadi di kejuaraan motorcross, korban dilarikan kerumah sakit elim rantepao, namun tidak dapat tertolong,” kata Iptu. Yos Sudarso, Kapolsek Sanggalangi.

Iptu Yos mengatakan, korban mengalami kecelakaan saat sedang uji sirkuit. “Pembalap itu kecelakaan tunggal di sirkuit saat tes lintasan,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dia juga mengatakan pihak keluarga menjemput langsung jenazah korban untuk dibawah pulang ke kampung halamannya, di Pantilang. “Keluarganya yang datang jemput tadi di rumah sakit saat mengetahui peristiwa tersebut,” katanya.

Ketua panitia Kejurda Seri VI Grasstrack Motorcross Toraja Utara 2022, Macho Hardy Arunglangi mengatakan, korban kecelakaan tunggal saat latih tanding. Korban terjatuh di lintasan lurus setelah melalui tikungan tajam.

“Korban sempat dilarikan ke RS Elim Rantepao untuk mendapat pertolongan medis, namun nyawa korban tak tertolong. Kami turut berduka atas kepergian adek kita ,tapi pihak panitia sudah melakukan persiapan sesuai standar,” kata Macho.

Dikatakan Macho, persiapan sirkuit dan persiapan peserta yang dilakukan pihaknya sudah benar-benar sesuai standar. “Walau kita sudah maksimal, tapi kehendak Tuhan siapa yang tahu,” katanya.

Dia menjelaskan, salah satu standar kelayakan sirkuit, jumlah peserta kecelakaan tunggal. Sementara crosser yang berlaga tidak setengahnya yang terjatuh. Karena itu, dia menepis peristiwa itu disebut kelalaian persiapan.

“Kalau misalnya ada yang katakan sirkuit tidak sesuai standar tidak benar itu, karena hanya pebalap itu yang mengalami, tidak sampai 50 persen dinda,” ungkapnya.

Macho lebih jauh menjelaskan, seluruh peserta sebelum memasuki garis start, tim medis mengecek kondisi kesehatan para peserta. Korban, kata dia, dalam keadaan sehat sehingga diizinkan ikut balapan.

“Kita sudah siapkan tim medis dan ambulans untuk cek kondisi kesehatan peserta. Sejak memasuki garis star semua berjalan lancar tiba-tiba saja terjatuh di lintasan,” katanya. (liq)

ADVERTISEMENT