Ali Kalora, Pentolan Teroris MIT Poso Pernah Tembak Mati Briptu Andi Sapa Asal Palopo, Ini Video Saat Dia Tewas Tertembak

2581
Ali Kalora alias Ali Ahmad, sebelah kiri adalah foto lamanya, dan sebelah kanan adalah foto barunya. (ft ist)
ADVERTISEMENT

MASIH ingat nama Briptu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman, dua anggota Polri asal Polda Sulteng, yang ditemukan tewas dikubur dalam satu lubang usai diculik kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, beberapa waktu lalu? Terungkap ternyata, kematian tragis dua polisi kusuma bangsa itu atas tindakan teroris MIT Poso dibawah pimpinan Ali Kalora.

Briptu Andi Sapa sendiri adalah polisi asal Kota Palopo, yang gugur dibunuh sadis oleh Ali Kalora dkk. Kematian Briptu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman terungkap sudah. Termasuk korban-korban keganasan kelompok teroris Poso lainnya. Sebab, Ali Kalora menemui ajalnya secara tragis. Tewas ditembak.

ADVERTISEMENT

Tak hanya Ali Kalora, rekannya bernama Jaka Ramadhan alias Ikrima ikut tewas saat tim Satgas Madago Raya terlibat baku tembak dengan mereka di Kabupaten
Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/9/2021) lalu. Jenazah mereka telah dievakuasi ke Palu.

Kapolda Sulteng yang juga Ketua Tim Satgas Madago Raya, Irjen Rudy Sufahriadi, membenarkan dalam catatan kepolisian di Polda Sulteng, dua gembong teroris MIT
Poso itu, sebagai pelaku penculikan dan pembantaian dua polisi di Poso Pesisir, yakni Briptu Andi Sappa asal Palopo, dan Briptu Sudirman asal Bulukumba. Mereka diculik kelompok teroris Poso saat meminta izin menghadiri undangan aqikah di Dusun Tamanjeka.

ADVERTISEMENT

Sesuai catatan Kepolisian, Brigadir Andi Sapa dan Brigadir Sudirman dilaporkan hilang saat bertugas di Poso Pesisir, 8 Oktober 2012. Jenazah dua polisi ini baru ditemukan pada 16 Oktober 2012 silam oleh aparat Kompi B Batalyon Infanteri 714 Sintuwu Maroso, di wilayah antara Dusun Weralulu di Desa Tokorondo, dan Dusun Tamanjeka di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir.

Sangat sadis, kedua mayat polisi itu ditemukan terkubur dengan luka gorok di leher di dalam lubang sedalam kurang dari satu meter dengan lebar seukuran
badan. Keduanya dikubur dengan posisi bertumpuk satu sama lain dengan posisi kepala satu orang berada di kaki yang lain, dan hanya menggunakan pakaian dalam.

Kapolda Sulteng, Irjen Rudy Sufahriadi bersama Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf usai mendatangi lokasi kejadian, untuk pengecekan jenazah dua korban, mengatakan, Ali Kalora dan kelompoknya yang menculik dan membunuh serta menguburkan dua anggota Polri di Poso Pesisir, 8 Oktober 2012 silam.

Menurut Irjen Rudy, sempat terdengar ledakan bom saat terjadi kontak tembak Satgas Madago Raya dengan Ali Kalora bersama Ikrima. Bom tersebutdibawa Jaka Ramadhan. Petugas juga mengamankan beberapa barang bukti, termasuk bom.

Menurt Irjen Rudy, bom tersebut meledak masih diselidiki, apakah Jaka Ramdahan yang membawa bom tersebut melemparkannya, atau dingin bunuh diri dengan bom
tersebut.

Insiden kontak senjata melibatkan Satgas Madago Raya dan Ali Kalora terjadi di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parimo, Sulteng. Dalam kontak tembak itu, tidak ada anggota Satgas Madago Raya yang terluka. Hanya Ali Kalora dan rekannya tewas.

Ali Kalora dan Jaka Ramadhan yang akrab disapa Ikrima masuk dalam target penangkapan Satgas Madago Raya. Mereka masuk dalam target penangkapan sudah beberapa tahun. Saking lamanya, operasi pengejaran Teroris Poso itu telah berganti nama sandi operasi, mulai Operasi Camar Maleo, Operasi Tinombala hingga sekarang bernama Operasi Madago Raya.

Khusus Ali Kalora, namanya masuk DPO sejak 27 Desember 2012. Dia dikenal sebagai pemimpin komplotan MIT setelah Santoso alias Abu Wardah, tewas ditembak aparat. Namun sebelum memimpin MIT Poso setelah Santoso meninggal, Basri bin Baco alias Sampe alias Bagong menggantikan Santoso. Tepat 14 September 2016 lalu, Basri ditangkap Satgas Tinombala, sehingga Ali Kalora menggantikannya.

Sejak memimpin MIT Poso, Ali Kalora dan kelompoknya dikenal sangat sadis dan kejam. Pada Desember 2018, Ali Kalora dan komplotannya membunuh penambang emas
secara sadis dengan cara dimutilasi di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Kepala korban ditemukan terpisah dari tubuh lainnya pada 30 Desember 2018.

Yang paling keji, Ali Kalora memimpin gerombolan MIT melakukan pembunuhan di Dusun Lewonu, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, 27 November 2020 lalu. Ali Kalora Dkk membunuh empat orang dengan sadis, yakni menggorok leher. Ada pula yang dibakar. Satu bangunan dibakar.

Bahkan, catatan Polda Sulteng, Ali Kalora Dkk sudah melakukan tindakan sadis sebanyak 22 kasus, baik saat Santoso masih hidup hingga Ali Kalora tewas tertembak. Mereka juga pernah menembak mati dua polisi pada 16 Oktober 2012. Polisi tersebut adalah Briptu Andi Sapa, dan Brigadir Sudirman. Briptu Andi Sapa adalah anggota Polda Sulsel asal Kota Palopo, Sulsel.

Brigadir Andi Sapa dan Brigadir Sudirman adalah dua polisi yang hilang sejak 8 Oktober lalu. Keduanya akhirnya ditemukan aparat Kompi B Batalyon Infanteri 714 Sintuwu Maroso, Selasa (16/10/2012) di antara Dusun Weralulu di Desa Tokorondo, dan Dusun Tamanjeka di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir. (***)

 

ADVERTISEMENT